Warga pemilih boleh membaca dan mendengar jabaran-jabarannya. Yang percaya pada apa yang tertera, bisa memperhatikannya.
Yang tidak percaya pada kata dan yang tertulis, mungkin sudah mantab dengan pilihannya, lewat jalan spiritual, pertemanan, jamaah lingkungan, dan barangkali sentimen lain-lain. Semua bisa, boleh, dan tidak ada yang bisa memaksakan.
Kata yang dipilih pun menarik untuk diperhatikan. Konon, kata mengandung mantra. Kata mengandung harapan.
Bagi para calon pemimpin, adalah penting untuk menyampaikan pesan itu kepada warga pemilih pada akhirnya.
Namun, apakah warga menimbang itu penting, apakah pemilih percaya itu semua? Tidak ada yang bisa mengukurnya. Survei, polling, dengan berbagai metode dan cara, hanya bisa menarik angka dari wawancara dan perhitungan angka-angka.
Teori dan pemilihan sudah seperti baku dalam ilmu sosial dan humaniora.
Apakah survei mengandung kebenaran yang menunjukkan hati dari para pemilih? Itu soal lain. Kadangkala tepat, bisa jadi kondisi berubah dan dinamis. Doa dan nasib masih terbuka, usaha juga masih menyisakan prosentase banyak.
Kehendak Tuhan dan strategi manusia menentukan. Berapa persen dari unsur keduanya, tidak ada yang tahu.
Kata perubahan merupakan kata yang kuat. Perubahan dari satu musim ke musim yang lainnya. Perubahan dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Perubahan dari satu makna ke makna lainnya.
Kata perubahan sudah menunjukkan berkali-kali tuahnya. Namun juga tidak selalu. Apakah kali ini kata perubahan dipercaya, kita lihat nanti hasil usaha manusia dan kehendak Tuhan. Warga memilih, calon pemimpin berusaha.
Kata maju dan emas sudah berkali-kali kita dengar dan mungkin sudah familiar di telinga. Kata itu juga mengandung maksud dan makna tertentu.
Bagi warga tertentu sudah tahu maksudnya. Kata kadangkala menunjukkan makna seperti apa adanya, namun seringkali juga ditafsirkan oleh yang mendengarnya secara lain.
Tafsir mana yang dipegang, kita perlu uji di lapangan. Apakah kata emas dan maju itu yang diharapkan warga yang menentukan calon pemimpin? Kita belum tahu kepastiannya. Kehendak Tuhan dan usaha manusia akan menentukan jawabannya.
Kata unggul ini baru, harapan mantra dan tuahnya mungkin baru pula. Kata unggul seringkali digunakan dalam istilah-istilah akreditasi institusi pendidikan. Mungkin inspirasi dari situ.
Tuah dan mukjizatnya tergantung dari bagaimana warga mampu menangkap makna itu. Komunikasi dengan warga para pemilih tidak sederhana.