Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Mencermati Strategi Politik Para Capres

Kompas.com - 17/11/2023, 05:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dua kata kunci tersebut tidak muncul dalam narasi, tapi muncul dalam berbagai bentuk video kreatif yang unik dengan backsound music dance yang sesuai dengan tarian ala Prabowo itu.

Jadi cukup bisa dipahami jika di pasar segmen Gen Z, Prabowo bisa mendapatkan traksi 50 persenan.

Selain itu, "strategi tidak menyerang lawan" yang diterapkan juga melahirkan kreatifitas baru di kubu tim kreatif dan pendukung Prabowo.

Fokusnya langsung berubah ke sisi-sisi yang unik dan spesifik, yakni keunikan penampakan fisik, kucing kesayangan, dan pengawal pribadi Prabowo. Tiga subtopik ini paling banyak muncul dalam video Tiktok dan reel Instagram.

Penampakan fisik Prabowo melahirkan istilah yang sangat viral, yakni gemoy. Diikuti oleh kata Bobby, nama dari kucing jalanan yang berubah menjadi kucing kesayangan Prabowo.

Dan tak lupa pengawal-pengawal ganteng yang selalu melekat bersama Prabowo kemanapun beliau pergi, juga ikut meramaikan media sosial. Ketiga subfokus baru tersebut menjadi senjata ampuh Prabowo di dunia media sosial.

Selanjutnya adalah pernyataan-pernyataan "quotable" Prabowo yang juga tak kalah kuatnya dalam menggemparkan dunia media sosial.

Beberapa pernyataan tersebut dijadikan "backsound" video-video pendek viral di media sosial karena kata-kata tersebut berhasil menjadi representasi Prabowo dalam menggambarkan nasionalisme, ketegasan, dan kecintaannya kepada Indonesia.

Pendeknya, menjelang pemilihan kali ini, "vibes" Prabowo Subianto nampaknya jauh lebih "relate" dengan pemilih yang menghuni media sosial ketimbang dua pasangan capres cawapres lainnya, meskipun isinya terlihat kurang substantial alias kurang memperlihatkan proyeksi Indonesia lima tahun ke depan jika Prabowo - Gibran terpilih.

Namun demikian, hal tersebut juga sangat bisa dipahami karena Prabowo - Gibran memiliki posisi politik yang jauh lebih mudah dibanding dua pasangan lainnya, karena mengklaim diri sebagai penerus program-program dan kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi.

Artinya, Prabowo - Gibran tidak perlu capek-capek untuk menyampaikan rencana-rencana kebijakannya ke depan kepada publik.

Nah, perpaduan antara gerakan-gerakan strategis sebelum berpasangan dengan Gibran dan strategi "viral political marketing" via beberapa pendekatan kekinian, diakui atau tidak, memang terbilang berhasil dalam melejitkan raihan elektabilitas mereka dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Dalam survei terbaru Indo Barometer, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang didukung mayoritas partai pemerintah terlihat semakin meninggalkan dua rivalnya, yakni Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

Prabowo-Gibran unggul dengan 34,2 persen. Diikuti pasangan Ganjar-Mahfud dengan 26,2 persen, kemudian Anies-Cak Imin dengan perolehan 18,3 persen.

Sementara itu, responden yang belum memutuskan masih mencapai 13,4 persen, yang masih merahasiakan pilihan 3,3 persen, dan menjawab tidak tahu 3,9 persen.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com