Salin Artikel

Mencermati Strategi Politik Para Capres

Strategi-strategi politik yang dipakai dalam menggaet sebanyak-banyaknya pemilih dari kantong pemilih Jokowi tidak saja menghasilkan limpahan elektoral, tapi secara strategis juga berujung dengan hasil yang sangat diharapkan oleh Prabowo Subianto, yakni intimasi relasi politik dengan Presiden Jokowi dan keluarganya.

Munculnya Gibran Rakabuming Raka ke pentas politik nasional, meskipun didahului dengan beberapa kontroversi, menjadi titik penentu beralihnya biduk politik Jokowi di satu sisi dan menjadi keberkahan politik tersendiri bagi Prabowo Subianto di sisi lain.

Menariknya, segala anomali politik dan "keanehan" konstitusional yang menyertai perubahan besar tersebut tidak menjadi halangan elektoral bagi pasangan Prabowo - Gibran dalam mendulang elektabilitas.

Dengan strategi "menyerap segala serangan" dan strategi tidak menyerang lawan, segala tuduhan negatif atas anomali-anomali politik yang melingkari proses pemasangan Prabowo dan Gibran berlalu begitu saja.

Tuduhan politik dinasti dan pengkhianatan politik, yang dilemparkan oleh kubu lawan, diserap dengan baik, sehingga tidak melebar terlalu luas dan akhirnya terkesan tidak terlalu mendapat tempat lagi di ruang publik.

Begitu pula dengan serangan-serangan personal kepada Prabowo Subianto. Layaknya pesan di dalam beberapa billboard viral Prabowo, semua serangan personal berlalu begitu saja karena direaksi dengan sangat santai versi generasi muda. "Jogetin aja!", begitu bunyinya.

Dan Prabowo mempraktikkannya secara konsisten. Reaksi "menari" nyaris tak pernah absen dari setiap penampilan publiknya.

Model reaksi tersebut sangat bisa dipahami. Nyatanya Prabowo telah tiga kali ikut kontestasi. Sekali sebagai bakal calon wakil presiden dan dua kali sebagai bakal calon presiden.

Nah, selama itu pula beliau diserang dengan peluru yang itu-itu saja. Jadi sangat wajar peluru-peluru tersebut efeknya tak sama lagi, pelurunya terserap oleh aksi tak membalas Prabowo dan Tim.

Apalagi, pada pemilu kali ini efek pergeseran demografis terhadap perubahan perilaku pemilih sangat terasa.

Generasi milenial dan Gen Z yang akrab dengan platform media sosial seperti Tiktok dan Reel Instagram sudah tidak lagi menjadikan isu-isu serius terkait masa lalu atau track record kandidat sebagai fokus.

Sebagaimana diketahui, Tiktok dan reel Instagram pada mulanya memang banyak diisi dengan konten kreatif berupa tarian dan dance kekinian.

Jadi tak heran jika tarian ala Prabowo yang unik tersebut berubah menjadi ribuan konten pendek kreatif Tiktok dan Instagram di tangan anak-anak muda masa kini, sebagai bukti dukungan lebih lanjut untuk Prabowo.

Pun dari sisi preferensi politik, kata kunci "tegas" dan "kebapakan" menjadi dua representasi yang sangat disukai dari Prabowo oleh pemilih muda, yang secara psikologis memang masih labil di satu sisi dan membutuhkan sosok yang "kuat", protektif, dan kebapakan di sisi lain.

Dua kata kunci tersebut tidak muncul dalam narasi, tapi muncul dalam berbagai bentuk video kreatif yang unik dengan backsound music dance yang sesuai dengan tarian ala Prabowo itu.

Jadi cukup bisa dipahami jika di pasar segmen Gen Z, Prabowo bisa mendapatkan traksi 50 persenan.

Selain itu, "strategi tidak menyerang lawan" yang diterapkan juga melahirkan kreatifitas baru di kubu tim kreatif dan pendukung Prabowo.

Fokusnya langsung berubah ke sisi-sisi yang unik dan spesifik, yakni keunikan penampakan fisik, kucing kesayangan, dan pengawal pribadi Prabowo. Tiga subtopik ini paling banyak muncul dalam video Tiktok dan reel Instagram.

Penampakan fisik Prabowo melahirkan istilah yang sangat viral, yakni gemoy. Diikuti oleh kata Bobby, nama dari kucing jalanan yang berubah menjadi kucing kesayangan Prabowo.

Dan tak lupa pengawal-pengawal ganteng yang selalu melekat bersama Prabowo kemanapun beliau pergi, juga ikut meramaikan media sosial. Ketiga subfokus baru tersebut menjadi senjata ampuh Prabowo di dunia media sosial.

Selanjutnya adalah pernyataan-pernyataan "quotable" Prabowo yang juga tak kalah kuatnya dalam menggemparkan dunia media sosial.

Beberapa pernyataan tersebut dijadikan "backsound" video-video pendek viral di media sosial karena kata-kata tersebut berhasil menjadi representasi Prabowo dalam menggambarkan nasionalisme, ketegasan, dan kecintaannya kepada Indonesia.

Pendeknya, menjelang pemilihan kali ini, "vibes" Prabowo Subianto nampaknya jauh lebih "relate" dengan pemilih yang menghuni media sosial ketimbang dua pasangan capres cawapres lainnya, meskipun isinya terlihat kurang substantial alias kurang memperlihatkan proyeksi Indonesia lima tahun ke depan jika Prabowo - Gibran terpilih.

Namun demikian, hal tersebut juga sangat bisa dipahami karena Prabowo - Gibran memiliki posisi politik yang jauh lebih mudah dibanding dua pasangan lainnya, karena mengklaim diri sebagai penerus program-program dan kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi.

Artinya, Prabowo - Gibran tidak perlu capek-capek untuk menyampaikan rencana-rencana kebijakannya ke depan kepada publik.

Nah, perpaduan antara gerakan-gerakan strategis sebelum berpasangan dengan Gibran dan strategi "viral political marketing" via beberapa pendekatan kekinian, diakui atau tidak, memang terbilang berhasil dalam melejitkan raihan elektabilitas mereka dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Dalam survei terbaru Indo Barometer, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang didukung mayoritas partai pemerintah terlihat semakin meninggalkan dua rivalnya, yakni Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

Prabowo-Gibran unggul dengan 34,2 persen. Diikuti pasangan Ganjar-Mahfud dengan 26,2 persen, kemudian Anies-Cak Imin dengan perolehan 18,3 persen.

Sementara itu, responden yang belum memutuskan masih mencapai 13,4 persen, yang masih merahasiakan pilihan 3,3 persen, dan menjawab tidak tahu 3,9 persen.

Indo Barometer mengambil sampel sebanyak 1.230 responden di 38 provinsi memakai metodologi multistage random sampling pada 25-31 Oktober 2023. Survei tersebut memiliki margin of error sekitar 2,79 persen dan tingkat kepercayaan sekitar 95 persen.

Sejurus dengan itu, Poltracking Indonesia juga melakukan survei nasional terbaru pada 28 Oktober hingga 3 November 2023. Dalam survei tersebut, responden ditanya tentang siapa pasangan capres-cawapres yang akan dipilih jika pilpres dilakukan sekarang.

Hasilnya, elektabilitas Prabowo-Gibran adalah 40,2 persen. Ganjar-Mahfud sebesar 30,1 persen, kemudian Anies-Imin sebesar 24,4 persen. Sementara itu, 5,3 persen responden masih tidak tahu atau tidak menjawab.

Sementara itu, lembaga survei Charta Politika Indonesia yang melakukan survei nasional pada 26-31 Oktober 2023 merilis data yang agak berbeda. Charta menanyakan kepada responden siapa pasangan yang akan dipilih apabila pilpres diadakan sekarang.

Hasilnya, dalam simulasi tiga pasangan, Ganjar-Mahfud (36,8 persen) menjadi pilihan utama. Prabowo-Gibran (34,7 persen) mengikuti di peringkat kedua, lalu Anies (24, persen) di peringkat ketiga.

Sementara itu, ada 4,3 persen responden yang belum memilih. Namun, meskipun Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berada di posisi teratas, jaraknya sangatlah tipis, 2,1 persen, di bawah margin of error survei.

Keempat, elektabilitas capres Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di simulasi tiga nama tanpa cawapres yang dilakukan lembaga survei Indikator Politik.

Dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia periode 27 Oktober - 1 November 2023, Prabowo yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) memperoleh 40,6 persen suara, Ganjar Pranowo 27,8 persen, dan Anies Baswedan 23,7 persen.

Survei indikator melibatkan 1.220 responden dengan umur minimal 17 tahun atau sudah menikah dengan metode multistage random sampling dari seluruh provinsi secara proporsional.

Survei tersebut juga dilakukan secara tatap muka dengan pewawancara terlatih dengan estimasi margin of error plus-minus 2,9 persen.

Survei-survei di atas dilakukan rata-rata di akhir Oktober 2023, sehingga belum merepresentasikan peristiwa-peristiwa politik awal November sampai pertengahan November 2023.

Untuk itu, Anies - Cak Imin dan Ganjar - Mahfud mau tak mau harus menghentikan tren pergerakan suara Prabowo - Gibran tersebut.

Hasil-hasil survei terbaru di atas harus benar-benar menjadi lampu kuning untuk melakukan instrospeksi atas strategi yang telah mereka terapkan selama ini.

Keduanya harus segera habis-habisan mengeluarkan semua kreatifitas komunikasi politiknya untuk segera satu orbit dengan tren perilaku pemilih, terutama segmen pemilih muda.

Tujuannya tentunya agar pemilihan kali ini tidak kaku dan hanya didominasi oleh satu pihak, yang notabene memang didukung oleh penguasa.

Kelemahan kedua kandidat adalah bahwa keduanya masih memainkan kartu pencitraan ala Jokowi 9 tahun lalu (Jokowi 1.0) dengan video-video blusukan, penjelasan-penjelasan program yang semiformal, dan serangan-serangan personal yang itu-itu saja alias dengan kemasan bahasa-bahasa aktivis kaum tua.

Pun ada kesan bahwa Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sangat ingin dianggap pintar, sehingga acapkali penjelasan-penjelasan kompleks harus dihadirkan, yang justru semakin membuat generasi muda menjadi semakin sulit terangkul.

Sementara preferensi selera pemilih masa kini terhadap konten sudah berubah. Konten-konten visual informal kreatif (misalnya kartun dan animasi) dan konten audiovisual kreatif berisi perpaduan antara gerakan Tiktokistik, narasi pendek yang kreatif ala media Buzzfeed, lalu dibalut dengan musik dance yang sedang ramai dipakai, adalah jenis konten yang paling kuat dalam membangun kesan kepada anak muda.

https://nasional.kompas.com/read/2023/11/17/05502511/mencermati-strategi-politik-para-capres

Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke