Gibran dan Bobby sebelumnya mengaku akan tegak lurus ke partai besutan Megawati Soekarnoputri itu, bahkan nama mereka sempat masuk tim kampanye Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDIP. Namun, mereka kemudian berubah haluan politik, tanpa permisi.
Padahal bila akan menyeberang ke rival politik, atau telah punya pilihan politik yang berbeda, mereka seharusnya gentle dan kesatria, pamit baik-baik ke PDIP, seperti kata pepatah “datang tampak muka, pulang tampak punggung”.
Tidak kemudian terkesan main petak umpet atau kucing-kucingan dengan partai yang telah membesarkan keduanya, juga ayah mereka (Jokowi).
Politik asal trabas anak-anak Istana ini tentu saja tak elok diteladani generasi muda, merampas kesempatan politisi otentik, membuka ruang bagi terbangunnya dinasti politik di level nasional, juga ikut memperkuat kultur politik (dinasti) yang memang telah mengakar di sejumlah daerah, di tengah masyarakat yang semakin permisif terhadap fenomena ini.
Lebih lanjut pada titik tertentu politik asal trabas oleh politisi ‘karbitan’ dari lingkaran dekat kekuasaan bisa menjadi preseden buruk, turut menghembuskan kekhawatiran kalau pemilu tak akan berjalan dengan netral dan jurdil.
Kekhawatiran yang wajar, karena Gibran, Kaesang dan Bobby berada di salah satu kubu kontestan pilpres, sementara ayah mereka (Jokowi) sedang menjabat sebagai presiden yang memegang kendali negara dan pemerintahan.
Menjadi sinyalemen negatif bagi proses demokrasi prosedural lewat pemilu ini. Karena bagaimanapun politik asal trabas dengan semua dampak ikutannya tentu bukan sikap yang sportif dalam bahasa olahraga; independen dalam bahasa pers; jujur dalam bahasa moral; dan adil dalam bahasa hukum.
Ujungnya nanti, bila politik asal trabas berbuah hasil pada Pilpres 2024, sejarah kemudian akan mencatat bahwa Soeharto butuh 32 tahun untuk dicap diktator, sementara Jokowi, keluarga dan loyalisnya, dengan budaya politik rendahan (asal trabas) hanya butuh 10 tahun untuk bangun dinasti politik dengan membonceng demokrasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.