Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Dua Kali Upaya Evakuasi WNI dari Gaza Sempat Menemui Kegagalan...

Kompas.com - 04/11/2023, 15:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Abdullah Onim berkali-kali menyampaikan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi karena telah berhasil keluar dari wilayah Gaza di Palestina, bersama keluarganya.

Onim adalah satu dari sekian warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di wilayah yang kini tengah terjadi konflik bersenjata tersebut. Sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu, situasi keamanan di wilayah itu kian mencekam.

"Assalamualaikum, Ibu (Retno Marsudi). Terima kasih alhamdulillah Bang Onim dan anak istri sudah bersama teman-teman KBRI Kairo. Sekarang sedang on the way di Kedutaan. Terima kasih Ibu. Terima kasih alhamdulillah atas kerja samanya, terima kasih," ucap Abdullah Onim, yang rekaman suaranya didengarkan saat press briefing di Kantor Kemenlu, Pejambon, Jakarta, Jumat (3/11/2023).

Sehari-hari, Israel Defense Forces (IDF) terus menerus menembakkan rudal yang menyasar kawasan pemukiman warga Palestina, alih-alih menyerang kantung pertahanan Hamas. 

Baca juga: Serangan Israel di Sekolah Gaza Tewaskan 20 Orang

Tak hanya itu, operasi darat pun turut dilakukan IDF, yang pada akhirnya membuat wilayah Gaza terkepung dan menjadi kantong pertempuran.

Hingga 2 November 2023, jumlah korban kedua belah pihak yang tercatat mencapai 41.234 orang, berdasarkan data Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA), melansir dari Kompas.id. Dari jumlah itu, sebanyak 25,7 persen, 10.593 jiwa, merupakan korban tewas dan 30.541 orang, 74,3 persen, adalah korban luka-luka.

Lebih rinci, dari total korban tewas Palestina di Gaza, sebanyak 41,5 persen atau 3.760 jiwa adalah anak-anak. Selanjutnya, 25,6 persen atau 2.326 jiwa lainnya adalah perempuan.

Upaya ketiga

Evakuasi terhadap Onim beserta ketiga anaknya dan istrinya yang merupakan warga negara Palestina, bukan tanpa tantangan. Empat WNI, termasuk Onim baru berhasil dievakuasi ke tempat yang aman setelah upaya ketiga.

Baca juga: Jokowi Sebut Pengiriman Bantuan Tahap Kedua ke Gaza Dilakukan Sesegera Mungkin

"Perjalanan evakuasi empat WNI dan satu istri WNI ini bukan hal yang mudah. Sekali lagi, bukan hal yang mudah," tegas Retno saat menguraikan bagaimana sulitnya proses evakuasi tersebut.

 

Proses evakuasi sebenarnya mulai direncanakan sejak 1 November 2023. Saat itu, tim KBRI Kairo sudah menunggu mereka di pintu gerbang Rafah, yang menjadi satu-satunya akses keluar masuk evakuasi.

Para WNI itu pun bergerak dari tempat tinggalnya masing-masing yang berada di Kota Gaza Utara menuju Rafah. Diketahui, Gaza Utara merupakan lokasi tempat di mana Rumah Sakit Indonesia berada.

Dalam kondisi normal, semestinya waktu tempuh antara Gaza Utara ke titik evakuasi hanyalah 40-50 menit.

"Sekali lagi dalam kondisi normal. Karena kita tidak bisa memprediksi situasi lapangan dan kemudian memperkirakan lama waktu yang diperlukan untuk mencapai pintu Rafah," ucapnya.

Kenyataannya, proses evakuasi itu terhambat karena adanya serangan di sepanjang jalan yang membuat situasi menjadi tidak kondusif. Sehingga mereka berempat harus kembali ke kediamannya masing-masing.

Baca juga: Pemerintah Kirim 51,5 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Ini Rinciannya

Rencana evakuasi pun disusun ulang. Pada 2 November pagi, proses evakuasi kembali dilakukan. Namun lagi-lagi, tim mengalami kegagalan karena situasi yang tidak memungkinkan.

"Sekali lagi, sebagaimana pernah saya sampaikan, keselamatan para WNI adalah prioritas," ucapnya.

 

Salah satu hambatan yang dialami pada saat proses evakuasi adalah timbulnya hambatan komunikasi. Sambungan komunikasi yang digunakan tim kadang bisa dan kadang tidak bisa digunakan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Video Pengeboman Tangki Berlokasi di Sudan, Bukan Gaza

Sehingga, tim memutar otak agar tetap dapat menjalin komunikasi dengan WNI yang ada di Gaza.

"Pada saat kita hilang koneksi, kita mencoba minta bantuan teman-teman yang ada di Gaza untuk mengontak WNI, apakah mereka dalam kondisi baik atau tidak. Karena komunikasi dari luar Gaza tidak dapat dilakukan," ucapnya.

"Dan saya bahkan sempat melakukan pengecekan ke beberapa negara, apakah mereka mengalami hambatan serupa. Dan mereka menyampaikan iya mereka menghadapi hambatan serupa," imbuhnya.

Seorang pria Palestina membawa jenazah seorang anak yang terbungkus kain kafan yang terbunuh dalam pengeboman Israel di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada Sabtu (4/11/2023) di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, telah tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan memicu perang yang dideklarasikan oleh Israel kepada Hamas dengan pemboman balasan di Gaza. AFP/MAHMUD HAMS Seorang pria Palestina membawa jenazah seorang anak yang terbungkus kain kafan yang terbunuh dalam pengeboman Israel di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada Sabtu (4/11/2023) di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, telah tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan memicu perang yang dideklarasikan oleh Israel kepada Hamas dengan pemboman balasan di Gaza.

 

Hingga pada akhirnya, proses evakuasi itu berhasil dilakukan setelah upaya ketiga yang berlangsung pada siang harinya. Para WNI itu berhasil mencapai Rafah dan dievakuasi menuju Kairo melalui perjalanan darat sepanjang 367 kilometer selama tujuh jam.

"Alhamdullillah, puji syukur, pada tanggal 2 November sekitar pukul 19.00 waktu Mesir atau sekitar pukul 00.00 3 November WIB, 4 WNI dan 1 istri WNI telah berhasil dievakuasi dari Gaza dan sudah tiba di Rafah," ucap Retno dalam konferensi pers di Ruang Palapa, Kemenlu.

Masih upaya selamatkan 3 WNI

Sejauh ini, masih ada 6 WNI yang berada di Gaza. Tiga WNI adalah relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang memilih untuk tetap tinggal di Gaza Utara, dekat rumah sakit Indonesia di Gaza.

Baca juga: Israel Serang Ambulans di Gaza, Korban Tewas Berjatuhan

Tiga lainnya adalah satu keluarga yang merupakan suami dan dua orang anak. Sedangkan sang istri berkewarganegaraan Palestina yang turut dibantu proses evakuasinya. Mereka tinggal di Gaza Selatan atau hanya berjarak 20 menit dari Rafah dalam situasi yang normal.

Namun, upaya evakuasi terhadap ketiga WNI ini menemui hambatan isu administrasi.

"Proses administrasi untuk dapat meninggalkan Gaza juga sangat ketat dan melibatkan banyak pihak kunci di Gaza. Jadi nama-nama itu harus mendapatkan approval dari banyak pihak yang ada di Gaza, dan ini tidak kita alami di proses evakuasi yang sebelumnya. Sekali lagi, setiap evakuasi memliki karakter masing-masing," ungkap Retno.

Baca juga: Mengenal Perbatasan Rafah, Pintu Utama Evakuasi Warga Gaza ke Mesir di Tengah Konflik Hamas-Israel

"Kita berusaha menggunakan semua networking kita untuk membantu proses yang rumit ini. Kita terus berkomunikasi dengan keluarga WNI yang hari ini akan kita coba lagi untuk kita
evakuasi keluar dari Gaza," imbuhnya.

Upaya komunikasi yang dilakukan, kata Retno, termasuk dengan Menlu Mesir. Retno berharap agar pintur Rafah yang berada di sisi Mesir dapat tetap dibuka untuk membantu proses evakuasi tersebut.

"Harapan kita hari ini hari Jumat, di mana di negara-negara Arab adalah hari libur, pintu Rafah tetap dibuka. Harapan dan permintaan ini sudah saya sampaikan ke Menlu Mesir semalam," kata Retno.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal usai konferensi pers di Ruang Palapa, Kemenlu, Jumat (3/11/2023).KOMPAS.com/Fika Nurul Ulya Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal usai konferensi pers di Ruang Palapa, Kemenlu, Jumat (3/11/2023).

Terpisah, Juru Bicara Kemlu Lalu M Iqbal menuturkan, proses evakuasi terhadap para WNI tidak terlepas dari bantuan pemerintah Mesir dan Qatar. Menurutnya, pemerintah terus berupaya untuk mengevakuasi tiga WNI yang saat ini telah berada di Rafah.

"Saat ini kita masih berusaha untuk evakuasi satu keluarga WNI dari Gaza di tengah situasi yang sangat kritis," kata Iqbal dalam keterangannya, Sabtu (4/11/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com