Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Tangis Goenawan Mohamad dan Ambisi Kekuasaan Jokowi

Kompas.com - 04/11/2023, 08:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hanya saja, cara-cara instan yang dipertontokan Jokowi sungguh pengingkaran akan proses lahirnya kepemimpinan Jokowi. Bermula dari Solo, matang di DKI Jakarta dan teruji lagi saat menjabat presiden.

Produsen kebohongan tingkat atas

Dari tayangan Rosi yang bertajuk “Rakyat Percaya Siapa: Jokowi, Ketua MK atau Gibran?” tersebut, akhirnya kita bisa meyakini kenyataan atau bahkan ditunjukkan tabiat “asli” dari seorang Jokowi yang selama ini dibela mati-matian oleh Goenawan Mohamad, saya, Anda dan jutaan rakyat Indonesia lainnya.

Goenawan Mohamad begitu bungah saat mendengar cerita rekannya Eri Riyana Hardjapamekas bertemu Jokowi sebelum terbitnya putusan MK yang memuluskan langkah pencawapresan Gibran.

Cerita Eri yang menyebut Jokowi menyambut saran positifnya agar Gibran tidak maju sebagai Cawapres adalah harapan Goenawan Mohamad. Harapannya, Jokowi nantinya meninggalkan legacy.

Bahkan masih dari kisah Eri, Jokowi mendengar masukannya agar Gibran tetap fokus di Solo saja dan kembali ke PDI-P.

Pantas jika raut muka kolomnis “Catatan Pinggir” di Majalah Tempo itu menjadi keluh dan jawabannya begitu lirih melihat kenyataan langkah-langkah Jokowi selanjutnya.

Sebagai jurnalis senior dan paling terkemuka yang masih hidup saat ini, Goenawan tahu betul jejak rekam Prabowo Subianto sehingga dirinya tidak rela Jokowi malah menyandingkannya dengan Gibran.

Sekali lagi, pantas jika Goenawan Mohamad bersedih ketika kebohongan demi kebohongan terus diproduksi demi proses pelanggengan kekuasaan.

Ketika ide jabatan presiden hingga tiga periode dan perpanjangan masa jabatan karena pandemi ditentang keras oleh Megawati Soekarnoputri, PDI-P dan publik, maka menyiapkan Gibran sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto tetap saja bisa dianggap sebagai estafet kepemimpinan Jokowi yang dipaksakan.

Cara-cara yang tidak beradab dengan mengakali hukum dan mengonsolidasikan kekuatan besar partai-parai politik serta dukungan aparat yang memihak rezim, tentu saja pantas dirisaukan oleh Goenawan Mohamad, saya, Anda dan jutaan rakyat Indonesia.

Kerisauan GM adalah kerisauan kita

Politik belah bambu yang sengaja dimainkan elite-elite sekarang ini, secara sadar dan tidak sadar begitu membahayakan integrasi bangsa. Bayangkan partai yang berseberangan dengan kehendak elite diadu dengan partai orbital sang elite.

Di tingkat akar rumput, pendukung rasional dan pemuja berkaca mata kuda sengaja dibenturkan untuk mendukung langkah pembenar yang ternyata tidak benar. Silih berganti gerbong relawan dikonsolidasikan di Istana untuk mendukung langkah sang putra.

Sementara partai gurem yang telah “diakusisi” lewat putra bungsunya, kini sigap menampung barisan relawan untuk mendukung Gibran.

Dasyatnya, hampir di semua daerah ekspansi dan promosi partai tersebut menghenyak publik karena tetiba “tajir” bisa memasang baliho raksasa di mana-mana.

Jika infrastruktur pemerintahan bisa digalang untuk mendukung eksistensi sang elite, maka jangan hiraukan soal etika pemerintahan mengingat etika sudah mulai dilupakan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com