Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo Turun Dipasangkan dengan Gibran, Demikian Pula Ganjar dengan Mahfud

Kompas.com - 26/10/2023, 16:47 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang digelar lembaga survei Indikator pada 16-20 Oktober 2023 mencatat penurunan elektabilitas suara calon presiden (capres) Prabowo Subianto jika dipasangkan dengan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka.

Hal tersebut disampaikan Peneliti Utama Indikator, Burhanuddin Muhtadi dalam pemaparan hasil survei 'Peta Elektoral Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)" pada Kamis (26/10/2023).

"Kalau dipasangkan, setelah MK mengambil putusan, maka survei pada 16-20 Oktober mencatat suara Pak Prabowo ketika bergandengan dengan Gibran turun dari 37 persen ke 36,1 persen," ujar Burhanuddin dilansir siaran YouTube Indikator Politik Indonesia, Kamis.

Baca juga: Gerindra Ungkap Alasan Rosan Roeslani Ditunjuk Jadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran

Selain itu, penurunan terjadi pada capres Ganjar Pranowo jika dipasangkan dengan cawapres Mahfud MD.

Burhanuddin mengungkap, elektabilitas Ganjar dalam simulasi maju seorang diri sebagai capres sebesar 34,8 persen.

Jika dipasangkan dengan Mahfud, elektabilitas keduanya menjadi turun ke 33,7 persen

"Suara Ganjar ketika berpasangan dengan Mahfud MD dan disodori lawannya Prabowo-Gibran lalu Anies-Muhaimin ternyata menurun dan lari ke pilihan tidak tahu atau tidak menjawab," ungkap Burhanuddin.

"Mungkin ada yang mulai mikir lho mas Gibran di sana (berpasangan dengan Prabowo)," kata dia.

Baca juga: Fahri Hamzah Ungkap Alasan Gibran Dipilih Jadi Cawapres Prabowo

Di sisi lain, Burhanuddin menduga ada suara sebagian pendukung Prabowo Subianto yang beralih ke Anies Baswedan setelah ada putusan MK.

Penyebabnya, pemilih Prabowo tersebut termasuk pemilih lama yang sejak dulu kritis terhadap Presiden Joko Widodo.

Oleh karena itu, jika Prabowo berpasangan dengan Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi, akan mempengaruhi sikap mereka.

"Yang pasti ada sebagian pendukung Pak Prabowo lama yang pindah ke Anies. Makanya suara Anies-Muhaimin bertambah dari 22,3 persen menjadi 23,7 persen," ungkap Burhanuddin.

Baca juga: Tanggapi Pilpres, Luhut Sebut Prabowo-Gibran Simbol Harapan Indonesia Maju

Dengan adanya temuan ini, menurut dia, dugaan awal bahwa Gibran yang dipasangkan dengan Prabowo disebut mampu menarik massa Ganjar karena keduanya sama-sama kader PDI Perjuangan (PDI-P) ternyata belum terbukti.

"Itu belum terealisasi, belum tejadi saat survei dilakukan tepat setelah MK menyampaikan putusan. Para pemilih tampaknya masih mikir ada apa ini antara Pak Jokowi dengan PDI-P," ucap dia. 

"Sebab saat dipasangkan antara Prabowo dengan kader PDI-P ternyata belum berdampak signifikan. Justru menguntungkan Anies," kata Burhanuddin.


Adapun survei Indikator dilakukan secara tatap muka terhadap 2.567 orang responden.

Survei ini memiliki margin of error plus minus 1,97 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com