Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Darwin Darmawan

Pendeta GKI, Mahasiswa doktoral ilmu politik Universitas Indonesia

"Jokowi is Me" sebagai Pembusukan Politik

Kompas.com - 23/10/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan menjadikan Kaesang ketua umum, PSI ingin menarik suara pendukung Jokowi. Tidak heran Kaesang tanpa ragu meminta dukungan relawan Jokowi ke PSI.

Jokowisme sebagai personalisme

Ketua umum PSI Kaesang Pangarep mengahdiri konsolidasi PSI Jateng di Semarang, Minggu (22/10/2023).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Ketua umum PSI Kaesang Pangarep mengahdiri konsolidasi PSI Jateng di Semarang, Minggu (22/10/2023).
PSI punya hak untuk menjadikan Kaesang sebagai ketua partai. Apalagi jika Kaesang membantu PSI untuk meloloskan caleg-calegnya ke Senayan.

Namun mengapa Kaesang? Jelas, karena dia anak Presiden Jokowi. Maksudnya, keputusan tersebut tidak lepas dari keberadaan Jokowi yang menjadi magnet politik dan kekuasaan saat ini.

Jokowi, harus diakui, adalah anomali. Jika para politisi lazim merasakan menang dan kalah dalam kontestasi politik, Jokowi tidak pernah kalah.

Dua kali menang dalam Pilkada Solo, menang dalam Pilkada Jakarta, dan dua kali menang dalam pemilu presiden. Padahal, dia bukan elite partai. Juga tidak punya latar belakang militer.

Di tengah sistem demokrasi multi partai, ia berhasil mengonsolidasikan mayoritas kekuatan partai di parlemen sehingga dapat menjalankan roda pemerintahan tanpa gangguan oposisi yang berarti.

Di tengah dunia yang resesi, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen. Ia punya executive tool box istimewa, sehingga proyek-proyek strategis yang besar, seperti pemindahan ibu kota ke Kalimatan, hilirisasi nikel, bisa berjalan nyaris tanpa penolakan.

Di tengah teori kutukan periode dua, di mana hampir semua pemimpin politik di periode kedua pemerintahannya mengalami penurunan dukungan publik, survei LSI menunjukkan tingkat dukungan masyarakat mencapai 82 persen, tertinggi sepanjang sejarah.

Daftar kehebatan dan anomali Jokowi bisa ditambah tetapi cukup dikatakan, ia seperti raja midas politik, apa yang disentuhnya berubah menjadi emas.

Karena keistimewaannya, Andy Budiman- salah satu pimpinan PSI- menyebut Jokowi sebagai metafora "Indonesian dream": di negeri ini siapa pun bisa memperoleh kesempatan yang sama untuk menjadi apa pun asal bersedia belajar dan bekerja keras.

Menurut dia, Jokowi berhasil menghidupkan esensi demokrasi: memberi ruang dan kesempatan yang sama kepada semua orang untuk berkembang dan mengembangkan kemampuan terbaik dari diri mereka (Kompas, 21 Juni 2023).

Andy bahkan menyebut kepemimpinan Jokowi ibarat "isme" baru: Jokowisme. Belakangan, para petinggi PSI memakai kaos bertuliskan "Jokowi is me".

Menurut penulis, keputusan menjadikan Kaesang sebagai ketua umum PSI ibarat tusukan belati ke jantung idealisme PSI yang menjunjung tinggi egalitarianisme dan keadilan.

Alasan untuk menjadikan Kaesang sebagai ketua umum PSI karena Kaesang merepresentasikan Jokowi atau menghidupi Jokowisme adalah keliru.

Dalam politik, tidak selalu berlaku “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Menganggap Kaesang sebagai representasi Jokowi adalah cara berpikir tidak rasional. Itu cocok dengan semangat zaman feodal.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com