Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Insting Megawati, antara Ganjar-Mahfud dan Trah Soekarno

Kompas.com - 19/10/2023, 07:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada hal menarik yang ditunjukkan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam pengumuman duet Ganjar Pranowo dan Mahfud MD kemarin. Sudah tiga kali pemilu, Megawati tak memaksakan trah Soekarno maju dalam pencalonan Pilpres.

Trah Soekarno justru berperan penting dalam lobi-lobi di balik layar pada pemilu kali ini. Sebut saja Puan Maharani, Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI-P yang belakangan bolak-balik menjadi "juru runding" partainya.

Meski Puan sejak tahun lalu digadang-gadang jadi calon kuat capres PDI-P, di mana hampir didukung semua kader partai banteng, Megawati berkata lain. Dia justru menunjuk Ganjar Pranowo sebagai bakal capres PDI-P.

Panggung Puan terbuka lebar pada pemilu kali ini. Dia Ketua DPR, seorang tokoh perempuan, dan cucu Bung Karno. Namun, Mega memiliki insting lain.

Baca juga: Mahfud MD, Takdir yang Tertunda

Sementara itu, anak Megawati yang lain yang juga aktif di PDI-P, Prananda Prabowo juga tak dpilih Megawati. Nanan, sapaan akrabnya, bisa dibilang adalah otak di balik mesin pemenangan Ganjar yang disiapkan Megawati.

Dia memegang kendali situation room PDI-P untuk memantau dinamika politik terkini. Dia juga berperan terhadap berbagai strategi konsolidasi partai hingga konseptor pidato Ketum PDI-P.

Namun, dengan segudang peran yang dimiliki Nanan, Megawati juga tak memaksakan anaknya di panggung Pilpres.

Sebelum menunjuk cawapres pendamping Ganjar, Mega menyatakan dirinya sudah memiliki nama cawapres.

Dia memastikan pemilihan cawapres Ganjar dilakukan secara matang, mendengar masukan banyak pihak, dan bukan demi kepentingan keluarganya.

"Tunggu dari mulut saya siapa pasangannya Pak Ganjar. Ya, masa Ibu salah pilih? Enggaklah. Itu bukan demi PDI Perjuangan semata," kata Megawati saat memberikan arahan kepada kader PDI-P secara virtual, Senin (16/10/2023).

"Lho, bukan hanya hitungan elektoral saja. Lho, itu bukan kepentingan saya pribadi atau keluarga, lho," tambahnya.

Baca juga: Pidato Lengkap Megawati Umumkan Mahfud MD sebagai Cawapres Ganjar Pranowo

Pada acara pengumuman cawapres Ganjar kemarin, Mega pun mantap mengumumkan Mahfud MD sebagai pendamping Ganjar. Seorang tokoh NU, politisi kawakan dengan sejuta pengalaman. Dia pernah menjadi menteri, anggota DPR, bahkan pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi.

Melihat hal ini, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menyebut Megawati memang memiliki keunikan tersendiri.

"Politisi paling senior saat ini, Bu Megawati Soekarnoputri memiliki keunikan tersendiri yakni tidak memaksakan putra-putrinya di posisi atau jabatan tertinggi," kata Ari Junaedi kepada Kompas.com, Rabu malam.

Baca juga: Ganjar Sebut Tak Ingin Beri Keistimewaan kepada Anak jika Jadi Presiden

"Ketika Puan tidak meneruskan langkah politiknya untuk pencapresan, Bu Megawati tidak memaksakan diri untuk 'cawe-cawe' dan dirinya memberikan kursi itu untuk Ganjar Pranowo," nilai Ari

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Nasional
KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

Nasional
Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena 'Mark Up' Harga Lahan Tebu PTPN XI

KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena "Mark Up" Harga Lahan Tebu PTPN XI

Nasional
Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Nasional
PDI-P Ungkap Peluang Usung 3 Nama di Pilkada Jabar: Bima Arya, Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil

PDI-P Ungkap Peluang Usung 3 Nama di Pilkada Jabar: Bima Arya, Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil

Nasional
Saksi Sebut Pejabat yang Tak Turuti Permintaan SYL Bisa Diberhentikan

Saksi Sebut Pejabat yang Tak Turuti Permintaan SYL Bisa Diberhentikan

Nasional
2 Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL Latihan Bersama dengan AL Singapura

2 Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL Latihan Bersama dengan AL Singapura

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com