Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Mahfud MD, Takdir yang Tertunda

Kompas.com - 19/10/2023, 05:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETAHUN lalu, saya bertemu dengan Menko Polhukam Mahfud MD. Selaku Ketua Senat Universitas Jember bersama rektor, saya menemani Pak Menteri makan siang. Sesaat setelah Mahfud MD memberi kuliah umum di Universitas Jember.

Menteri yang selalu tampil bersahaja itu bercerita tentang “menit-menit terakhir” (last minute) menjelang pengumuman calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Saat itu namanya santer disebut-sebut sebagai cawapres Joko Widodo (Jokowi) yang hendak maju lagi pada Pilpres 2019.

Namun, takdirnya belum datang. Pendamping Jokowi ternyata bukan Mahfud, melainkan KH. Ma’ruf Amin. Secara berseloroh saya bilang, “Boleh jadi takdir yang tertunda, Prof.” Ahli hukum tata negara yang putra Madura itu hanya tersenyum tipis.

Dan, ternyata benar, takdir yang tertunda. Lima tahun kemudian takdir Mahfud MD tiba. Ia telah dipilih dan dideklarasikan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, sebagai cawapres mendampingi Ganjar Pranowo.

"Hari ini hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023, saya dengan mantap, ini saya telah mengambil keputusan semuanya. Saya tunjukkan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat bangsa dan negara. Karena itulah dengan mengucapkan bismillah hirohmanirrohim, maka calon wakil presiden yang dipilih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mendampingi Bapak Ganjar Pranowo adalah Bapak Profesor Doktor Mahfud MD," ucap Megawati (Kompas.com, 18/10/2023).

Tentu saja Megawati telah menelisik Mahfud MD dari berbagai sisi. Bukan sekadar dari sudut popularitasnya, melainkan juga kecocokan yang lain. Megawati biasa detail, istilah Jawa “njlimet”. Tak mau “grusa-grusu”.

Megawati tak mau melihat dari sudut popularitas seseorang saja. Politik bukan urusan popularitas. Politik berurusan dengan tanggung jawab publik.

Popularitas penting, tapi yang pertama dan utama adalah integritas. Apalagi berada pada situasi zaman yang sedang tidak baik-baik saja, zaman edan dalam perspektif Serat Kalatidha karya Ranggawarsita.

Mengingatkan dwitunggal Soekarno-Hatta

Mahfud MD bukan nama kaleng-kaleng. Kapabilitasnya sangat cocok sebagai cawapres, bahkan capres sekalipun. Megawati menyebutnya seorang intelektual yang mumpuni.

Dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, mengingatkan kita pada dwitunggal Soekarno-Hatta. Bukan hanya tampilan luarnya, tapi juga tampilan dalamnya.

Bayangkan bila keduanya dipotret. Ganjar bersongkok tak berkacamata. Mahfud bersongkok selalu berkacamata.

Tentu saja tak sama dengan pasangan Soekarno-Hatta, tapi setipe. Tampilan luar ini, saya kira, juga merefleksikan tampilan dalamnya.

Herbert Feith, Indonesianis asal Australia, pernah melukiskan Bung Karno bertipe “solidarity maker”.

Bung Karno mempunyai sikap, pembawaan, dan kemampuan menggalang solidaritas orang-orang dari berbagai macam latar belakang untuk mencapai satu tujuan.

Model kepemimpinan dan komunikasinya spontanitas dan autentik. Suka berbicara ide-ide besar yang visioner. Cakap menggelorakan semangat.

Ganjar merepresentasikan tipe “solidarity maker”, setipe dengan Bung Karno. Spontanitasnya tinggi, autentik pula. Komunikasinya pun mengalir tanpa sekat, “gayeng”.

Ganjar tak kesulitan berkomunikasi dengan berbagai kalangan masyarakat. Ia juga bisa dibilang orator. Cara berbicaranya di depan umum menarik, meyakinkan, dan penuh optimisme. Semua itu menjadi modal kuat bagi Ganjar untuk menjadi “solidarity maker”.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Nasional
KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

Nasional
Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena 'Mark Up' Harga Lahan Tebu PTPN XI

KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena "Mark Up" Harga Lahan Tebu PTPN XI

Nasional
Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Nasional
PDI-P Ungkap Peluang Usung 3 Nama di Pilkada Jabar: Bima Arya, Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil

PDI-P Ungkap Peluang Usung 3 Nama di Pilkada Jabar: Bima Arya, Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com