Hal tersebut penting dilakukan agar penerima bansos yang sudah 'lulus' atau sudah graduasi dapat dijaga bahkan ditingkatkan tingkat pendapatannya.
Dengan demikian, tingkat kesejahteraan masyarakat dapat terus ditingkatkan agar tidak hanya keluar dari kemiskinan, tetapi juga terbebas dari kelompok yang rentan miskin.
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan, berbagai program bansos yang dulunya terdapat di berbagai kementerian, kemudian oleh Presiden Jokowi diinstruksikan agar diintegrasikan melalui satu kartu, yakni Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
"Jadi, dulu bansos itu ada di berbagai kementerian sehingga kartunya banyak. Jadi, orang makin miskin, dompetnya makin tebal karena banyak kartu. Kemudian, Pak Presiden meminta untuk mengintegrasikan bansos itu menjadi satu kartu," katanya.
Dari situlah dilakukan verifikasi dan validasi data sehingga menjadi referensi untuk mengintervensi supaya ada komplementaritas. Dengan begitu, program perlindungan sosial tersebut bersifat komplementari.
"Sebelumnya, ada yang menerima bantuan sekolah dan bantuan kesehatan, tapi tidak terima beras. Padahal, mereka adalah bagian dari keluarga kategori yang paling miskin. Jadi, mereka harus mendapatkan intervensi secara complementary," kata Khofifah.
Dengan pengintegrasian, penerima bansos yang dulu tidak terkoneksi satu dengan yang lain, kini mendapat kartu Keluarga Keluarga Sejahtera (KKS) yang dapat disinergikan antar-kementerian untuk penyaluran berbagai bansos.
KKS ini bentuknya e-wallet atau dalam bentuk dompet elektronik yang kemudian dibangun interoperability. Maka, para pemegang kartu dapat mengaksesnya pada empat bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
"Misal, dia terima kartu Bank Mandiri, maka dia tidak hanya bisa mengakses di ATM Bank Mandiri, tapi juga di ATM Bank Himbara lainnya, yakni BRI, BNI, BTN. Tentunya di mesin ATM yang tertera logo Himbara dan telah terintegrasi dengan sistem 'LINK'," jelas Khofifah.
Pada akhir sesi orasi, Gubernur Khofifah menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penganugerahan gelar doktor honoris causa, mulai dari Rektor Unair, jajaran pimpinan Unair, hingga para promotor.
"Tak lupa, kepada keluarga saya dan anak-anak saya. Terima kasih atas semua dorongan dan perhatian yang tulus sehingga kami bisa mendapatkan kehormatan ini. Terima kasih untuk seluruh cinta dalam keluarga," katanya.
Khofifah juga tak lupa berterima kasih kepada para relawan PKH di seluruh Indonesia, termasuk relawan sosial Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
“Terima kasih atas seluruh dedikasi, pengabdian dan pengorbanan melayani masyarakat. Semoga menjadi amal jariyah panjenengan semua," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih, SE, MT, Ak, CA mengatakan bahwa Gubernur Khofifah merupakan salah satu alumni terbaik Unir karena kontribusinya sangat besar bukan hanya bagi Jawa Timur, melainkan bagi Indonesia.
“Gubernur Khofifah adalah lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair, tepatnya di Departemen Ilmu Politik.Bu Gubernur adalah sosok yang adaptif, resilient, dan selalu menemukan cara untuk memecahkan persoalan. Beliau melanglang buana menanggapi berbagai macam persoalan dan memberikan berbagai macam solusi," katanya.