Sebagai usaha meningkatkan ekonomi masyarakat dan mengentaskan kemiskinan, ia mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo juga bekerja sama dengan 10 universitas untuk melakukan pendampingan terhadap 10 kelurahan.
"Mudah mudahan ini menjadi solusi, usaha kami tidak hanya melihat angka tapi dukungan dari semua pihak termasuk masyarakat untuk memajukan Kulon Progo," kata Ni Made.
Sejalan dengan hal tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nur Budi Handayani mengatakan, keluarga miskin yang melahirkan keluarga miskin akan melahirkan anak stunting.
"Poverty trap yaitu keluarga miskin yang melahirkan keluarga miskin akhirnya terjebak dan melahirkan anak stunting," ujarnya.
Baca juga: Tekan Stunting dan Kemiskinan, Pemprov Banten Rehabilitasi 1.800 Unit RTLH sejak 2017
Nur Budi menyebut, terdapat strategi penghapusan kemiskinan ekstrem, yaitu pengurangan beban, peningkatan pendapatan, dan kantong kemiskinan.
"Kita sering lupa bahwa keluarga kecil, (terutama) yang baru menikah yang masih berada di keluarga miskin, tidak tersentuh bantuan. Mereka kita rangkul dengan diberdayakan melalui pemberian modal, sehingga mereka menjadi orang yang berdaya dan mandiri," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY Dewo Isno Broto Imam Santoso juga menitikberatkan kemandirian ekonomi masyarakat.
"Fondasi utama dalam mencapai kemandirian ekonomi nasional adalah kemampuan konsumsi masyarakat. Bangga buatan Indonesia diharapkan menjadi stimulan pertumbuhan industri nasional," ujarnya.
Baca juga: Mendag Zulhas: UMKM Punya Kesempatan Lebih Baik untuk Merambah Ekspor
Dewo menyebut bahwa program pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan tulang punggung yang berperan menopang ekonomi nasional.
Kolaborasi multi-stakeholder, kata dia, dapat menyediakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.
Sementara itu, aktor sekaligus pembawa acara Indonesia Butet Kartaredjasa mengatakan, pengamalan Pancasila penting untuk mencegah stunting.
"Apabila orang mengamalkan Pancasila, maka tidak akan terjadi stunting," katanya.
Baca juga: Siapakah Perancang Lambang Garuda Pancasila?
Menurut Butet, nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah gotong-royong dari seluruh masyarakat yang dapat mencegah stunting karena saling membantu sesama.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat menghasilkan berbagai solusi dan aksi nyata, sehingga upaya penanggulangan stunting menjadi lebih efektif.
Kehadiran berbagai pihak menunjukkan adanya sinergi dan kolaborasi yang kuat antarsektor dalam menangani masalah stunting yang komprehensif dan terintegrasi.