Pasalnya, kata dia, angka harapan hidup kaum perempuan di Indonesia lebih tinggi daripada laki-laki. Data BKKBN menyebutkan, secara demografi, penduduk usia di atas 35 tahun didominasi oleh perempuan. Hal ini diartikan bahwa kaum perempuan memiliki umur lebih panjang.
Untuk diketahui, middle income trap merupakan kondisi perekonomian yang mengalami penurunan dinamis cukup tajam setelah berhasil bertransisi dari status berpenghasilan rendah ke menengah.
Baca juga: Mengenal Cara Kerja Hyaluronic Acid untuk Anti-Aging
"Pada 2035 nanti, kita sudah aging population, saat ini di Provinsi DIY terdapat sekitar 16 persen usia tua, banyak sekali janda-janda tua fakir miskin, semakin banyak nanti akan sangat sulit menurunkan angka tingkat kemiskinan,” ucap dr Hasto.
Ia mengungkapkan, apabila pendidikannya rendah dan penghasilannya rendah, maka seseorang tidak akan memiliki tabungan.
Oleh karena itu, dr Hasto kembali mengungkapkan bahwa Indonesia harus menghindari middle income trap.
Sebagai informasi, acara tersebut turut menghadirkan penyerahan bantuan stunting berupa telur kepada masyarakat yang dibagikan oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Kamtibmas (Bhabinkamtibmas).
Baca juga: Bhabinkamtibmas DIlibatkan dalam Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan bahwa kegiatan ekonomi di Kulon Progo sudah banyak, termasuk Gerakan Bela Beli Kulon Progo yang sudah digagas sejak jaman pemerintahan dr Hasto sebagai Bupati Kulon Progo.
"Ini adalah awal bagaimana Kulon Progo mencintai produknya sendiri. Selain itu juga menciptakan motif batik yang sangat dikenal dengan Geblek Rentengnya, sudah mendapatkan penetapan dan menjadi ciri khas dari Kulon Progo," ucapnya.
Ni Made mengungkapkan, penurunan angka kemiskinan di Kulon Progo mencapai 1,9 persen pada 2021-2022.
Ia berharap, menggeliatnya ekonomi di Kulon Progo dapat meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat, sehingga angka kemiskinan bisa menurun.
Baca juga: Buntut Miras Oplosan Maut, Polisi Sita 473 Botol Minuman Keras di Kulon Progo
Ni Made mengatakan, Kabupaten Kulon Progo memiliki Toko Milik Rakyat (Tomira) yang merupakan satu-satunya di Indonesia.
"Toko modern datang, Tomira solusinya. Hasil kerja sama yang kuat antara swasta (retail) dan pemerintah daerah (pemda) untuk mengembangkan potensi produk lokal," katanya.
Selain itu, lanjut Ni Made, Kulon Progo juga mengeluarkan kebijakan untuk Beras Daerah (Rasda).
Kebijakan tersebut mengharuskan aparatur sipil negara (ASN) membeli produk dari petani lokal 10 kilogram (kg) per bulan dalam rangka menstabilkan ekonomi masyarakat.
"Ada kuliner yang namanya geblek renteng, gula semut, tempe benguk, termasuk dawet sambel, itu belum ada di daerah lain. Ini bagian dari budaya tak benda dari Kulon Progo," imbuh Ni Made.
Baca juga: Tekan Stunting dan Kemiskinan, Pemprov Banten Rehabilitasi 1.800 Unit RTLH sejak 2017