Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Di Saat Banyak Pihak Memilih Rivalitas, Indonesia Pilih Perkuat Kerja Sama

Kompas.com - 11/10/2023, 14:46 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia memilih memperbanyak kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai negara dibandingkan menjalin rivalitas.

Selain itu, tambahnya, Indonesia juga memilih menempuh solusi yang konkret dalam kerja sama dengan berbagai negara.

Baca juga: Jokowi: Negara Berkembang dan Kepulauan Memiliki Hak Menjadi Maju

Hal tersebut disampaikan Presiden saat menjawab pertanyaan wartawan soal bagaimana sikap Indonesia menghadapi sikap negara-negara di Asia Pasifik yang sedang memperkuat pengaruhnya.

"Di saat banyak pihak memilih rivalitas, Indonesia memilih memperkuat kerja sama dan kolaborasi yang inklusif dengan sebanyak mungkin negara," ujar Jokowi dalam sesi tanya jawab usai pelaksanaan KTT AIS Forum 2023 di Nusa Dua, Bali, sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (11/10/2023).

"Di saat banyak pihak lebih memilih diskusi panjang, Indonesia memilih kerja sama yang konkret. Yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat," ungkapnya.

Presiden menjelaskan, sikap Indonesia itu merupakan inisiatif yang bertujuan menciptakan kondisi di Asia Pasifik yang damai, sejahtera dan stabil.

"Karena yang kami inginkan adalah tumbuh bersama, maju bersama, dan sejahtera bersama," tegas Jokowi.

Sebelumnya, dalam sesi keterangan pers usai KTT AIS Forum, Presiden Jokowi menegaskan bahwa negara-negara berkembang dan negara kepulauan memiliki hak untuk bisa menjadi negara yang maju.

Sehingga keberadaan KTT AIS menegaskan prinsip solidaritas, kesetaraan dan inklusivitas di antara negara-negara anggotanya.

"KTT AIS Forum 2023 sepakat untuk memegang prinsip solidaritas kesetaraan dan inklusivitas sebagai landasan bersama dalam bekerja sama," ujar Jokowi dilansir siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden, Rabu siang.

Baca juga: Pesan Jokowi di KTT AIS Forum: Mari Jalin Kesatuan walaupun di Tengah Kondisi Dunia Terbelah

"Apalagi, Negara berkembang dan Negara kepulauan memiliki hak yang sama untuk menjadi maju, memiliki hak yang sama untuk melakukan pembangunan," tegasnya.

Oleh karena itu, lanjut Jokowi, kolaborasi dan kesatuan negara Kepulauan dan negara pulau sangat dibutuhkan untuk dapat tumbuh bersama dan mengatasi beragam tantangan-tantangan yang ada.

Jokowi juga menegaskan, Indonesia sebagai negara maritim akan terus menjadi barisan terdepan mendukung AIS Forum sebagai kerja sama yang inklusif antara negara kepulauan dan negara pulau.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara pun menyinggung soal kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja.

Sebab ancaman perubahan iklim sangat nyata serta kenaikan permukaan laut dan pencemaran laut oleh sampah dan limbah makin terasa dampaknya.

Baca juga: Jokowi Akan Pimpin KTT AIS Forum Hari ini

Kondisi tersebut mengancam tidak hanya bagi keberlangsungan laut tetapi juga kedaulatan dan kesatuan wilayah negara.

"Pelaksanaan KTT AIS ini merupakan salah satu komitmen Indonesia untuk bekerja sama di level yang lebih tinggi, menjadi organisasi internasional dalam melakukan langkah-langkah konkret," ungkap Jokowi.

"Untuk penanganan isu kawasan dan isu dunia dan untuk terus menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang dan negara pulau dan kepulauan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com