Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudi Hartono
Penulis Lepas dan Peneliti

Penulis lepas dan pendiri Paramitha Institute

Memudakan Politik Indonesia

Kompas.com - 09/10/2023, 10:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Memang, tidak semua demikian. Namun, di Indonesia, tidak sedikit kebijakan politik DPR maupun pemerintah yang pijakan pemikirannya sudah sangat tua, seperti penghinaan martabat kepala negara (lese majeste), hukum penistaan agama (blasphemy), dan mencampuri urusan privat warga Negara (kriminalisasi zina dan kumpul kebo).

Di sisi lain, politik kita begitu gagap menerima ide-ide yang didesakkan oleh perubahan sosial-ekonomi dan kemajuan teknologi, seperti transparansi, keterbukaan informasi publik, partisipasi publik, desentralisasi, kesetaraan gender, keberagaman sebagai kekayaan, dan lain-lain.

Kedua, politik kita sangat lambat merespons isu-isu mendesak maupun kekinian. Survei Indikator Politik pada September 2021, menunjukkan bahwa mayoritas anak muda peduli dengan isu perubahan iklim.

Namun, menurut survei itu, mayoritas anak muda menganggap partai politik belum menjadikan perubahan iklim sebagai agenda politik.

Dua agenda politik yang diperjuangkan kaum marginal, yakni RUU perlindungan PRT dan RUU masyarakat adat, sampai sekarang masih terkatung-katung di DPR. RUU PPRT sudah terkatung-katung selama 19 tahun, sedangkan RUU masyarakat adat sudah 14 tahun.

Ketiga, politik yang menua gagap mengadopsi kemajuan teknologi dalam cara berpikir dan cara kerja. Ketika teknologi memungkinkan proses pengambilan kebijakan lebih transparan dan partisipatif, masih banyak kebijakan politik kita yang tertutup dan top-down.

Ketika teknologi bisa meringkas kendala jarak, waktu, dan biaya, maka tak seharusnya rapat-rapat atau pertemuan politik berlangsung onfline dan berkumpul di satu tempat.

Regenerasi politik diperlukan untuk memperbaharui ide-ide, cara kerja, dan cara bertindak. Pola-pola lama dalam mengelola organisasi, baik partai politik maupun lembaga pemerintahan, harus ditinggalkan.

Perubahan generasi, yang membuat gen milenial, z, dan alpha mendominasi populasi, perlu direspons dengan kepemimpinan politik lebih muda.

Argumentasinya sederhana: tidak ada yang bisa mengekpresikan kepentingan atau aspirasi khas kelompok selain kelompok itu sendiri (Anne Philips, 2000).

Tiga langkah

Jalan menuju Indonesia emas tinggal 22 tahun. Waktu yang tak lama lagi. Kalau kondisi politik berjalan normal, berarti tinggal empat periode pemerintahan lagi.

Namun, agar bisa berjalan cepat dalam waktu yang singkat itu, dengan segala tantangan yang merintang, Indonesia butuh kelembagaan politik yang adaptif, inovatif, dan responsif. Dan karena itu, Indonesia membutuhkan regenerasi politik dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Karena itu, harus ada langkah politik konkret, seperti kebijakan afirmasi untuk mempercepat regenerasi politik itu.

Pertama, mendukung batas usia calon presiden dan wakil presiden yang lebih muda. Seharusnya, ketika warga Negara sudah memiliki hak pilih, maka pada dirinya juga melekat hak untuk dipilih.

Dunia sedang menuju pada tren batas minimum usia presiden yang lebih muda.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com