JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor mengungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendadak harus memimpin rapat kabinet terbatas terkait Timur Tengah.
Pasalnya, Prabowo tidak jadi menghadiri acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di rumah Afriansyah, Jakarta Selatan, Minggu (8/10/2023).
"Saya baru dapat WA (Whatsapp), Bapak Prabowo tidak bisa hadir. Dan beliau memimpin rapat kabinet terbatas soal Timur Tengah," ujar Afriansyah.
Afriansyah mengungkapkan, rapat terkait perang antara Israel dan Palestina.
Baca juga: Kemenlu Pastikan Sejauh Ini Tak Ada WNI Jadi Korban Konflik di Gaza
Menurutnya, Rumah Sakit (RS) Indonesia di sana turut terkena bom. Terbaru, 250 orang tewas akibat perang ini.
"Jadi ada kejadian hari ini... Apa namanya... Terjadi perang di Israel, di Palestina, rumah sakit dibom. Rumah Sakit Indonesia dibom di Palestina," katanya.
Oleh karena itu, Afriansyah sekaligus meminta doa untuk keselamatan orang-orang di Palestina.
"Kita doakan keluarga besar kita yang berada di seluruh dunia baik, termasuk di Palestina selamat dalam lindungan Allah SWT," ujar Afriansyah.
Baca juga: UPDATE Israel Balas Serang Jalur Gaza, 232 Warga Palestina Tewas, 1.700 Terluka
Sebelumnya, kelompok militan Palestina, Hamas, melancarkan serangan ke Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengklaim, pihaknya telah menembakkan 5.000 roket. Sedangkan Israel menyebutkan bahwa pesawat tempur kelompok ini sudah memasuki wilayahnya.
Juru Bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan, serangan kelompoknya ke Israel dilakukan sebagai respons atas kekejaman yang dirasakan rakyat Palestina selama beberapa tahun belakangan.
"Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, situs-situs suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal ini adalah alasan di balik dimulainya pertempuran ini," ujarnya dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: RS Indonesia di Jalur Gaza Turut Terkena Serangan Israel, 1 Pekerja Tewas
Sementara itu, Komandan Militer Hamas Mohammed Deif mengatakan, serangan ke Israel merupakan respons atas blokade yang terjadi di Gaza selama 16 tahun.
Ia juga menyoroti serangan Israel ke kota-kota di Tepi Barat selama setahun terakhir, termasuk tindak kekerasan di Al Aqsa.
Deif mengungkapkan, serangan ini sebagai 'Operasi Badai Al Aqsa' dan mengajak warga Palestina dari Yerusalem Timur dan Palestina untuk bergabung dalam perlawanan ini.