Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak "Bullying" di Dunia Pendidikan, KPAI Minta Pemerintah Lakukan Langkah Konkret Pencegahan

Kompas.com - 06/10/2023, 09:59 WIB
Singgih Wiryono,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar pemerintah melakukan langkah konkret pencegahan kasus bullying atau perundungan di dunia pendidikan.

Komisioner KPAI Aries Edi Leksono mengatakan, pemerintah baik pusat dan daerah harus kembali mengoptimalkan tri pusat pendidikan yaitu keluarga, masyarakat dan satuan pendidikan.

"Peran mereka akan lebih berdampak dalam mengatasi masalah kekerasan pada satuan pendidikan, karena bersentuhan langsung pada anak," kata Aries dalam keterangan tertulis, Jumat (6/10/2023).

Baca juga: KPAI: Dunia Pendidikan Sedang Alami Darurat Kekerasan karena Maraknya Aksi Bullying

Selain itu, KPAI juga meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan percepatan implementasi peraturan menteri (Permen) Dikbudresitek Nomor 46 Tahun 2023 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan pada satuan pendidikan.

"Baik itu dalam sosialisasi, pembentukan satgas, layanan aduan dan penanganan. Langkah implementasi tersebut melibatkan lintas organisasi perangkat daerah hingga tri pusat pendidikan," ucapnya.

Rekomendasi ketiga, KPAI meminta agar satuan pendidikan dari tingkat SD, SMP dan SMA melakukan reformulasi struktur kurikulum dengan menempatkan penanaman kompetensi sikap spiritual dan sosial lebih diutamakan.

"Bukan sekadar mengejar target pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan," katanya.

Baca juga: Banyak Bullying di Sekolah, KPAI: Sistem Pendidikan Perlu Dibenahi

Adapun kasus kekerasan yang menjadi sorotan publik beberapa pekan terakhir adalah kasus perundungan korban FF (14) di Cilacap, Jawa Tengah.

Video perundungan itu viral di sosial media pada Selasa (26/9/2023).

Di rekaman itu, tampak seorang bertopi memukul dan menendang korban. Untuk diketahui, korban dan pelaku berasal dari sekolah yang sama.

Kekerasan lainnya terjadi pada R, siswi SD yang meninggal dunia karena melompat dari lantai empat sekolahnya di daerah Jakarta Selatan.

Dari keterangan polisi, R sempat terlibat aksi dorong-dorongan dengan temannya berinisial H.

Peristiwa ini juga terjadi pada Selasa (26/9/2023).

Setelah sempat saling ribut, R dan H diminta menghadap guru dan keduanya dinasehati untuk berbaikan.

Sejurus kemudian, R meminta izin ke kamar mandi dan tak kunjung kembali. Guru yang menasehati kemudian mendapat kabar dari guru lain bahwa R sudah tergeletak di lantai dasar, terjun dari lantai 4.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com