Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Tambah 5 Wilayah Prioritas Penurunan Stunting, Total Jadi 17 Provinsi

Kompas.com - 05/10/2023, 15:38 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana menambah wilayah prioritas penurunan stunting menjadi 17 provinsi pada tahun 2024.

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan pada Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Suprayoga Hadi mengatakan, jumlah ini bertambah lima provinsi, dari sebelumnya 12 provinsi.

"Itu perlu perhatian secara khusus. Pasiennya akan nambah, kemungkinan dari 12 (provinsi) menjadi 17 (provinsi) yang akan bertambah di tahun 2024," kata Suprayoga Hadi dalam Rapat Koordinasi Teknik Nasional (Rakorteknas) Tim Percepatan Penurunan Stunting di Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).

Ia mengungkapkan, empat provinsi prioritas merupakan usulan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

Baca juga: Pemerintah Targetkan Angka Stunting Turun Jadi 17 Persen Tahun Ini

Keempat provinsi tersebut adalah Papua, Papua Barat, Kalimantan Timur, dan Sumatera Barat. Sebab, angka stunting di wilayah itu tercatat meningkat dan belum mencapai penurunan signifikan.

Sementara itu, satu provinsi lainnya adalah Sulawesi Selatan.

"Sulawesi Selatan menjadi (pertimbangan) karena jumlah penduduk terbanyak di luar Pulau Jawa setelah Sumatera Utara," ujar Suprayoga.

Ia mengatakan, wilayah prioritas penanganan stunting diperluas mengingat pemerintah mengejar penurunan angka stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024.

Tercatat hingga tahun 2022, angka stunting masih berada di level 21,6 persen. Targetnya pada akhir tahun ini menurun menjadi 17 persen.

Baca juga: Megawati Minta Ganjar Perbaiki Masalah Stunting jika Terpilih Jadi Presiden

Untuk diketahui, 12 provinsi prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya terdiri dari tujuh provinsi dengan prevalensi stunting lebih dari 30 persen, dan lima provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak.

Tujuh provinsi itu meliputi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Aceh, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Selatan.

Sedangkan lima provinsi dengan populasi terbanyak meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.

"Lima provinsi ini jumlah populasi balitanya dan penduduknya tinggi. Kita optimistis menyambut tahun 2024 stunting menurun menjadi 14 persen, karena kita sekarang punya Perpres (72/2021), kita punya arahan pasti, kita punya target yang jelas sekarang," kata Suprayoga.

Baca juga: Cegah Stunting, Papua dan Papua Barat Didorong Tekan Perkawinan Usia Muda

Sebagai informasi, anggaran penurunan stunting pada tahun 2023 mencapai Rp 30 triliun. Sebanyak Rp 20 triliun disalurkan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial (Kemensos).

Kemudian, sekitar Rp 7 triliun disalurkan untuk pembayaran BPJS Kesehatan oleh Kementerian Kesehatan, dan sekitar Rp 1,2 triliun disalurkan ke Puskesmas.

Sisanya dibagi ke kementerian/lembaga terkait untuk penurunan stunting. BKKBN misalnya, mendapat Rp 800 miliar untuk gaji tim pendamping keluarga dan satgas percepatan penurunan stunting di lapangan.

Baca juga: Komitmen Zero Stunting, Pj Gubernur Sulsel Dikukuhkan sebagai BAAS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com