JAKARTA, KOMPAS.com - Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni mengatakan pihaknya sudah mengetahui beredarnya surat laporan pemeriksaan terhadap sopir dan ajudan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terkait dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK dalam kasus korupsi Kementan.
"Nah gua baru tahu tadi jam setengah 7 di Kompas baru lihat, baru tahu," ujar Sahroni saat ditemui di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023) dini hari.
Sahroni menjelaskan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh belum memberi komentar perihal beredarnya surat pemeriksaan tersebut.
Saat diminta petunjuk oleh sejumlah elite Nasdem, Paloh hanya meminta agar masalah itu dibahas hari ini saja.
"Enggak ada ngomong, tadi ngomongin cuma masalahnya. 'Pak bagaimana petunjuk?' (Kata Paloh) 'belum ada, besok saja’. Kan saya sesuai arahan Babeh (Paloh)," kata dia.
Baca juga: Mahfud Bocorkan Status Tersangka Mentan, Syahrul Yasin Limpo Pun Tiba di Jakarta
Sementara itu, Sahroni mengungkapkan mereka akan menggelar jumpa pers terkait Mentan Syahrul yang sudah pulang ke Tanah Air.
Adapun Syahrul disebut sudah menjadi tersangka di kasus dugaan korupsi Kementan.
"Tadi Babeh cuma bilang besok akan disampaikan secara langsung, tapi belum tahu jam berapa," imbuh Sahroni.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memang sedang disorot lantaran terseret kasus tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian.
Namun, ada kasus lain yang menyeret nama SYL selain dugaan korupsi yang sedang disidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Perkara itu terkait dugaan pemerasan.
Saat ini beredar surat pemeriksaan bernomor B/10339/VIII/Res.3.3./2023/Ditreskrimsus yang berisikan pemanggilan terhadap sopir Menteri Pertanian bernama Heri.
Heri dipanggil sebagai saksi dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan yang dilakukan Pimpinan KPK.
Pemerasan itu disebut terkait penanganan perkara di Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2021.
Sopir Mentan bernama Heri diminta menjadi saksi dan hadir dalam pemeriksaan 28 Agustus lalu di ruang Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya sekitar pukul 09.30 WIB.
Terkait itu, saat ditemui di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto tidak memberikan komentar terkait surat yang beredar tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak yang juga ditemui terlihat terburu-buru untuk masuk ke dalam mobil.
Dia juga terlihat tidak memberikan komentar soal surat itu dengan alasan sedang ada kegiatan.
"Ada giat, ada giat. Ada kegiatan," ucap Ade, Rabu (4/10/2023) seperti dikutip dari Tribunnews.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.