JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa hari ini bukan merupakan momentum membicarakan pergantian Ketua Umum (Ketum) di partai banteng moncong putih.
Hasto menegaskan bahwa pembicaraan partai saat ini adalah soal persiapan menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yakni Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).
Hal itu disampaikan Hasto menanggapi usulan dari kakak Megawati, Guntur Soekarnoputra mengenai nama Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa menggantikan Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDI-P. Sedangkan Megawati diusulkan menjadi Dewan Pembina.
"Bagi PDI Perjuangan, semua itu ada tahapan-tahapan. Tahapan saat ini adalah pemilu serentak presiden dan wakil presiden serta pemilu legislatif, kemudian setelah pemilu nanti partai akan mengadakan rapat kerja nasional yang kelima dan kemudian kongres baru akan dilaksanakan pada tahun 2025," kata Hasto ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Baca juga: Isu Jokowi Jadi Ketum PDI-P, Hasto: Provokator Politik, Itu Mau Memecah Belah
Hasto mengatakan, Kongres bisa saja dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2025. Kongres ini akan menentukan siapa sosok yang menjadi Ketua Umum PDI-P selanjutnya.
Menurutnya, jadwal tersebut jika merujuk atau melihat periodisasinya pada Kongres PDI-P sebelumnya yang berlangsung di rentang waktu tersebut.
"Kongres adalah lembaga pengambil keputusan tertinggi yang nanti akan dihadiri oleh utusan. Utusan ini dalam kultur PDI Perjuangan menyerap demokrasi arus bawah," ujar Hasto.
Terkait siapa sosok yang akan menggantikan Megawati ke depan, Hasto tak bisa memberikan jawaban.
Baca juga: Isu Jokowi Jadi Ketum PDI-P, Gibran: Enggak Ada Tanggapan
Ia hanya menyebut bahwa PDI-P akan menitikberatkan demokrasi arus bawah. Dalam hal ini, kebiasaannya adalah menempatkan Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno beserta keluarganya sebagai tokoh utama penggerak partai.
"Khususnya Ibu Megawati Soekarnoputri tidak hanya sebagai pendiri dari PDI Perjuangan, tetapi Ibu Megawati terbukti sudah mampu melakukan suatu langkah langkah konsolidasi kepartaian, mampu menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas dari tingkat kabupaten kota provinsi hingga nasional," kata Hasto.
Sejauh ini, Hasto mengatakan, arus bawah partai masih menginginkan dan melihat Megawati sebagai sosok pemimpin di PDI-P.
Sebab, Megawati dilihat memiliki hubungan batin yang melekat dengan berbagai tingkatan mulai dari anak ranting hingga Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Baca juga: Respons Gibran soal Usulan Jokowi Jadi Ketum PDI-P Gantikan Megawati
"Ini dari bacaan arus bawah yang saya lakukan sebagai Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan yang menempatkan Ibu Mega pada suatu posisi yang di dalam sejarah partai itu memang menjadi pengikat, bonding," ujar Hasto.
Sementara itu, Ketua DPC PDI-P Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengaku bangga bila Jokowi menjadi salah satu kandidat Ketum PDI-P.
"Setuju. Pokoknya, kader PDIP yang diusulkan (menjadi ketua umum) oleh siapa pun, berarti punya potensi," kata FX Rudy pada 2 Oktober 2023.
"Pak Jokowi diusulkan untuk menjadi Ketua PDI-P kan? Ya, tidak masalah," ujarnya lagi.
Meski demikian, FX Rudy mengatakan bahwa hal itu tetap bergantung keputusan Kongres PDI-P.
Baca juga: Kakak Megawati Usul Jokowi Jadi Ketum PDI-P, FX Rudy: Setuju, tapi Kongres yang Menentukan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.