JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said, santai merespons sikap Partai Buruh yang mengeliminasi Anies dari daftar kandidat yang mungkin didukung pada Pilpres 2024.
Pada Januari lalu, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Buruh menelurkan 4 nama bakal calon presiden untuk dibawa ke konvensi partai, yaitu eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, jurnalis Najwa Shihab, dan Said Iqbal sendiri.
"Apakah itu dengan dicabutnya merupakan kerugian atau keuntungan, kita belum merasakan ada dampak apa pun," ucap Sudirman dalam jumpa pers di Rumah Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan, Sabtu (16/9/2023).
"Sepanjang pengetahuan saya selama mengurus proses ini, belum pernah ada dukungan resmi dari Partai Buruh. Satu ketika mereka berkumpul dan menyebut Anies sebagai salah satu kandidat, tapi tidak pernah ada komunikasi resmi untuk memberikan dukungan kepada Pak Anies," kata dia.
Ia mengatakan, selama ini kubu Anies juga lebih mengutamakan komunikasi dengan partai-partai politik yang ada di DPR RI untuk membangun kekuatan pada Pilpres 2024.
Sebab, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, partai-partai politik inilah yang memiliki kewenangan mengusung calon presiden dan wakil presiden.
Itu sebabnya, menurut Sudirman, selama ini pun tak pernah ada pembicaraan apa pun dengan Partai Buruh terkait pencalonan Anies sebagai presiden dari Koalisi Perubahan yang digawangi oleh Partai Nasdem, PKB, dan PKS.
Namun, menurut dia, Koalisi Perubahan akan membuka diri.
"Nanti belakangan insya Allah kalau partai-partai lain ingin mendukung, kita terbuka," tutur Sudirman.
Sebelumnya, Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyebut bahwa dieliminasinya nama Anies merupakan hasil rapat presidium pada Senin (11/9/2023).
"Keputusan rapat presidium kemarin 11 September 2003, nama Anies Baswedan dieliminasi (dari dukungan sebagai Capres 2024) berdasarkan organ struktur partai dan organ pendiri partai," ucap Iqbal dalam jumpa pers virtual pada Rabu (13/9/2023).
Baca juga: Partai Buruh Beberkan Alasan Tak Akan Dukung Anies Baswedan sebagai Capres
Iqbal menuturkan, ada 2 alasan yang mendasari sikap partai berkelir jingga tersebut.
Pertama, Sudirman Said dituding telah "mengobok-obok" Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), organisasi besutan Iqbal dan Serikat Pekerja Nasional (SPN).
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) sebelumnya menyatakan dukungan untuk pencalonan Anies dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024.
"Setiap organisasi kami beda, kalau kawan-kawan mendengar satu serikat buruh memberikan dukungan kepada Mas Anies misal, percaya sama saya itu bounding ke bawah, elite. Itu elite karena saya tahu benar, karena semua organisasi serikat buruh itu apolitik dalam AD/ART-nya, jadi dalam konstitusi serikat buruh apolitik," kata Iqbal.