Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bung Hatta Tak Berubah, meski di Pucuk Kepemimpinan...

Kompas.com - 14/09/2023, 05:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Bersamaan dengan Hatta dan Bondan, pemerintah Belanda juga turut mengasingkan lima tokoh lainnya yakni Sutan Syahrir, Burhanuddin, Sumitro Reksodiputro, Maskun, dan Marwoto.

Para tokoh ini dianggap berbahaya oleh Belanda karena aktivitas mereka dalam PNI-Baru. Ketika itu, Bondan menjabat sebagai Komiaris Utama PNI-Baru.

Kebersamaan Bondan dan Hatta di Boven Digoel berakhir setahun setelahnya, ketika tahun 1936 pemerintah Belanda memindahkan Hatta dan Syahrir ke Bandaneira, Maluku.

Bondan sendiri tetap di Boven Digoel sampai Jepang menginjakkan kaki di tanah Papua sekitar tahun 1943. Tahanan politik di Boven Digoel pun diangkut oleh Belanda ke Australia.

Tak berubah

Singkat cerita, 17 Agustus 1945, Indonesia merdeka dari penjajahan. Bung Hatta jadi salah satu tokoh sentral yang berperan besar membebebaskan Indonesia dari belenggu Jepang dan Belanda.

Hatta turut merumuskan naskah Proklamasi bersama Soekarno dan Achmad Soebardjo. Ia juga berdiri tepat di sisi Bung Karno ketika naskah Proklamasi dikumandangkan di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.

Sehari setelah kemerdekaan diproklamirkan, 18 Agustus 1945, Hatta dilantik sebagai Wakil Presiden RI bersamaan dengan pelantikan Soekarno sebagai Presiden.

Tiga tahun setelah itu, Bondan kembali bertemu Hatta. Menurut Bondan, berada di puncak kekuasaan tak membuat Hatta melupakan dirinya.

“Memang waktu itu mulai ada hambatan protokol untuk kita temui seperti dulu, tapi dalam hal ini Bung Hatta yang sengaja memanggil kami dan bertanya keadaan kami,” ujar Bondan.

Baca juga: Bung Hatta dan Asal-usul Nama Indonesia

Bondan bilang, Hatta tak pernah melupakan teman-temannya. Setelah menetap di Jakarta, Hatta kerap mengundang Bondan dan rekan-rekannya ke rumah.

“Hatta suka memutar film di rumahnya serta mengundang kami, sekadar cari kesempatan menghindari aturan protokol yang agak membatasi hubungannya dengan teman-teman,” katanya.

Bahkan, kata Bondan, pernah di suatu sore, Hatta tiba-tiba berkunjung ke rumahnya.

“Tahun 1954 Bung Hatta mengunjungi kami di rumah. Beliau masih menyempatkan hal itu. Kunjungannya tiba-tiba sore hari, dan tanpa suasana formal sedikit pun juga,” tutur Bondan.

Begitulah Hatta di mata Bondan. Sosok pejuang, disiplin, tak banyak bicara tapi pemikirannya dalam.

Di mata Bondan, Hatta selalu menjadi sosok besar. Teman yang tak berubah meski berada di pucuk kepemimpinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com