Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Cepat Pertama di Asia Tenggara, Jokowi: Keamanan dan Keselamatan Jangan Dilupakan

Kompas.com - 13/09/2023, 18:37 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan yang pertama kali di Asia Tenggara. Meski demikian, Presiden mengingatkan agar keamanan dan keselamatan perjalanan kereta cepat tidak dilupakan.

"Iya, pertama ini teknologi. Kita melihat ini teknologi. Tapi yang kedua jangan dilupakan, keamanan dan keselamatan. Dan juga peradaban," ujar Jokowi saat memberikan keterangan di atas Kereta Cepat Jakarta-Bandung saat melintasi Jawa Barat pada Rabu (13/3/2023).

Presiden melanjutkan, ke depannya pemerintah ingin agar transportasi massal yang sudah dibangun, yakni mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT) dan kereta cepat semakin terintegrasi.

Sehingga, kemacetan di kawasan Jabodetabek dan Bandung bisa teratasi.

Baca juga: Puji Teknologi China usai Jajal Kereta Cepat, Jokowi: Nyaman, Tak Berasa Sama Sekali

"Kalau semua diintegrasikan, dengan kereta bandara, dengan Transjakarta ini akan bagus sekali, mengurangi kemacetan di Bandung dan di Jabodetabek," ungkap Jokowi.

"Karena tadi saya sampaikan kan setiap tahun kita tuh rugi lebih dari Rp 100 trilliun karena kemacetan, karena polusi, di Bandung dan Jakarta, Jabodetabek. Jaman saya gubernur itu (rugi) Rp 65 triliun dihitung. Sekarang sudah lebih dari 100," tambah Jokowi.

Presiden Jokowi pun menargetkan peresmian Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap dilakukan pada 1 Oktober 2023.

Baca juga: Jokowi Sebut Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masih Proses Studi

Menurut Presiden, setelah dia mencoba perjalanan naik kereta dari Jakarta dan Bandung kondisinya sudah baik.

Sehingga, dia yakin bahwa pihak manajemen Kereta Cepat Jakarta Bandung bisa mengatur peresmian nantinya.

"Saya melihat tadi bagus," tutur Jokowi.

"Nanti yang menentukan jangan dipikir nanti saya mengejar-ngejar. Yang menentukan tetap dari manajemen kereta cepat," ungkap dia.

Presiden Jokowi telah selesai melakukan uji coba menaiki Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Presiden berangkat dari Stasiun Kereta Cepat Halim di Jakarta Timur menuju Stasiun Kereta Cepat Padalarang di Jawa Barat.

Kereta cepat yang membawa Presiden berangkat pukul 08.59 WIB dan sampai di Stasiun Padalarang pada pukul 09.25 WIB.

Sehingga jarak waktu tempuh perjalanan dari Jakarta ke Bandung dengan kereta cepat kali ini memakan waktu sekitar 28 menit.

Pantauan Kompas.com dari layar digital penunjuk kecepatan laju kereta cepat, kecepatan kereta selama perjalanan berada pada kisaran 340 kilometer per jam hingga 351 kilometer per jam.

Dalam perjalanan pada Rabu, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju ikut naik kereta cepat dari Jakarta menuju Bandung.

Mereka antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.

Selain itu, ada pula para artis dan influencer antara lain Vino G Bastian, Marsha Timothy, Nirina Zubir, Yuni Shara, Cak Lontong, Armand Maulana, hingga Raffi Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com