Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agum Gumelar Sebut Pepabri Netral pada Pilpres 2024

Kompas.com - 13/09/2023, 11:22 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) Jenderal (Purn) Agum Gumelar menyatakan, secara organisasi, pihaknya akan netral pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Namun, secara individu, purnawirawan dipersilakan menentukan pilihan ke calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tertentu.

“Sebagai suatu kelembagaan, harus bersikap netral,” kata Agum usai acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-64 Pepabri di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2023), dikutip dari Kompas TV.

Baca juga: Akrabnya Prabowo dan SBY di HUT ke-64 Pepabri, Nyanyi Bareng dan Bergandengan Tangan

Agum pun mengingatkan TNI aktif untuk tak memihak lantaran prajurit dilarang berpolitik. Baik secara institusi, organisasi, maupun personal, TNI harus netral.

Katanya, TNI tak boleh ikut terpengaruh dengan sikap para purnawirawan yang tergabung dalam organisasi dan lembaga seperti Pepabri.

Sementara, jika ada perbedaan pilihan politik antarpurnawirawan, Agum menyebut, itu merupakan hal wajar. Paling penting, satu sama lain saling menghormati.

“Perbedaan pilihan atau polarisasi selama pemilu adalah sesuatu hal yang wajar, tetapi harus bersifat sementara. Perbedaan itu harus berakhir ketika pilpres selesai, semua pihak harus menghormati yang menjadi keputusan demokrasi,” ujarnya, dilansir dari Kompas.id.

Baca juga: Demokrat Ingin Kehangatan SBY dan Prabowo Terus Berlanjut

Agum pun mengungkap kriteria calon pemimpin yang menurutnya dibutuhkan Indonesia. Bagi Agum, pemimpin harus berkomitmen menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila sebagai dasar negara.

Figur pemimpin juga harus bijak dan bertekad kuat untuk melanjutkan hal-hal baik yang sudah dilakukan oleh para pendahulunya. Pemimpin, katanya, harus berani meninggalkan hal buruk yang dilakukan pendahulunya tanpa saling caci maki dan gembar-gembor.

Kriteria lain, lanjut Agum, calon pemimpin harus berani meminimalisasi sikap tidak bermoral seperti korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

“Bijak artinya tidak saling menyalahkan. Kegaduhan harus diminimalisasi supaya pembangunan bisa berjalan dan kita bisa menjadi bangsa yang besar,” tutur anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu.

Adapun dalam acara HUT ke-64 Pepabri, hadir sejumlah purnawirawan ternama seperti mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono dan Ketua Wantimpres Wiranto. Hadir pula Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

SBY dan Prabowo tampak akrab dalam momen itu. Keduanya duduk berdampingan satu meja.

Dua pucuk pimpinan partai politik tersebut juga sempat bernyanyi bersama para purnawirawan lainnya dan bergandengan tangan.

Baca juga: Penjelasan Jubir soal Prabowo Akrab dengan SBY: Tak Ada Personal Feeling

Saat ditanya tentang momen kehangatannya bersama SBY, Prabowo hanya menyebut bahwa dirinya selalu akrab dengan sesama anak bangsa.

“Ya harus akrablah. Sesama bangsa harus akrab,” katanya kepada wartawan di Wisma Elang, Jakarta.

Sementara, ditanya tentang peluang Partai Demokrat merapat ke koalisi Partai Gerindra untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Prabowo tak menjawab tegas.

“Itu demokrasi itu,” ujarnya sambil berlalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com