JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa menduga buronan Fredy Pratama sudah mengubah wajah dan identitas dirinya.
Adapun, Fredy adalah bandar besar sindikat peredaran gelap narkoba jaringan internasional yang berstatus buron sejak 2014.
“Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah muka ya. Ya mau operasi plastik kita enggak tahu, dia mengubah identitas diri,” kata Mukti saat dikonfirmasi, Selasa (12/9/2023).
Mukti menekankan pihaknya hingga kini masih terus melakukan pencarian terhadap bandar besar sindikat narkoba itu.
“Ya kita maksimalkan juga, mohon doa restunya lah. Kan dia lokasinya bukan di Indonesia, di luar negeri,” ucapnya.
Baca juga: Terbongkarnya Sindikat Narkoba Fredy Pratama Casanova dan Sepenggal Kisah Freddy Budiman
Diketahui, Polri telah membongkar sindikat Fredy. Sebanyak 884 tersangka telah ditangkap sejak 2020 sampai September 2023.
Dalam periode 2020-2023 ini, polisi juga telah menyita total Rp 10,5 triliun aset dan barang bukti.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Wahyu Widada sebelumnya juga menyebut Fredy Pratama sempat terdeteksi dan mengendalikan peredaran gelap narkoba dari Thailand.
“Yang bersangkutan ini mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand,” ucap Wahyu dalam konfrensi di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Baca juga: PPATK Blokir 606 Rekening Terkait Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Total Saldonya Rp 45 M
Wahyu juga menyebut wilayah operasi peredaran narkoba jenis sabu dan ekstasi yang dilakukan sindikat Fredy ada di Indonesia dan Malaysia bagian timur.
Selain itu, Fredy juga memiliki banyak nama samaran yakni The Secret, Casanova, Airbag, dan Mojopahit.
Sementara itu, pihak Kepolisian Thailand menyebut buronan kasus narkoba itu sudah berpindah negara.
Namun, pihak Kepolisian Thailand belum mau mengungkap temuan Riwayat perjalan Fredy itu kepada publik. Sebab, hal ini akan dikoordinasikan dengan pihak Indonesia.
“Fredy Pratama telah meninggalkan Thailand. Tujuannya telah diketahui tetapi belum bisa disampaikan kepada pers karena hal itu harus dikoordinasikan dengan Indonesia lebih dahulu,” ucap Royal Thai Police Pol Maj Gen Phanthana Nutchanart dalam konferensi pers kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.