Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Cak Imin, Strategi Anies Menutup Kelemahan Elektoral di Kalangan NU

Kompas.com - 07/09/2023, 05:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, belum punya cukup pamor di mata warga Nahdlatul Ulama (NU).

Untuk itu, dengan menggandeng Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal cawapres, disinyalir sebagai upaya menutupi kelemahan elektoral. 

Elektabilitas Anies di kalangan pemilih NU masih di bawah dibandingkan dengan tingkat elektoral dua pesaingnya, yakni bakal capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, dan bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Sejalan dengan itu, elektabilitas Anies masih lebih rendah di Jawa Timur. Seperti diketahui, Jawa Timur menjadi wilayah dengan sebaran mayoritas warga NU.

Sementara, di wilayah yang sama, elektabilitas Ganjar paling tinggi, disusul oleh Prabowo.

Baca juga: Survei Litbang “Kompas”: Pamor Anies di Kalangan NU Jauh di Bawah Ganjar dan Prabowo

Rendahnya suara Anies di kalangan NU dan pemilih Jawa Timur ini disinyalir menjadi alasan dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Sebab, suara PKB banyak disumbang oleh kalangan NU, utamanya di Jawa Timur.

Temuan ini terekam dalam survei terbaru Litbang Kompas yang digelar pada 27 Juli-7 Agustus 2023. Survei melibatkan 1.364 responden di 38 provinsi di Indonesia.

Dengan metode wawancara tatap muka, survei ini mencatatkan margin of error sebesar +/- 2,65 persen. Survei sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas.

Berikut ini hasil lengkap survei Litbang Kompas mengenai suara tiga bakal capres dan elektabilitas partai politik di kalangan NU dan pemilih Jawa Timur.

Baca juga: Suara Anies di Jateng dan Jatim Lemah, Nasdem Minta PKB Mobilisasi Nahdliyin

Tertinggal di kalangan NU

Di kalangan pemilih umum, elektabilitas Ganjar dan Prabowo bersaing ketat. Sementara, tingkat keterpilihan Anies jauh di belakang. Perinciannya sebagai berikut:

Total responden umum

  • Ganjar Pranowo: 24,9 persen
  • Prabowo Subianto: 24 persen
  • Anies Baswedan: 12,7 persen
  • Lainnya: 10,5 persen
  • Tidak tahu/tidak jawab: 27,9 persen

Gambaran elektabilitas tersebut juga hampir sama dengan peta elektoral ketiga bakal capres di kalangan responden NU secara nasional, yaitu:

Responden NU nasional

  • Ganjar Pranowo: 25,6 persen
  • Prabowo Subianto: 25 persen
  • Anies Baswedan: 12,8 persen
  • Lainnya: 10,4 persen
  • Tidak tahu/tidak jawab: 26,2 persen

Sementara, di kalangan warga NU di Jawa Timur, kesenjangan elektabilitas ketiga bakal capres membesar. Ganjar semakin memimpin, sedangkan suara Anies kian kecil.

Responden NU di Jatim

  • Ganjar Pranowo: 37,1 persen
  • Prabowo Subianto: 20,8 persen
  • Anies Baswedan: 7,5 persen
  • Lainnya: 6,3 persen
  • Tidak tahu/tidak jawab: 28,3 persen
    Foto stok: Ganjar Pranowo - Prabowo Subianto - Anies BaswedanKOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Foto stok: Ganjar Pranowo - Prabowo Subianto - Anies Baswedan

Suara PKB

Berbeda dengan suara Anies yang rendah di kalangan NU dan warga Jatim, tingkat elektoral PKB, partai yang dimotori Muhaimin Iskandar, populer di kelompok tersebut.

Masih menurut survei Litbang Kompas, secara umum, potensi elektoral PKB menempati urutan ketiga setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.

Total responden umum

  • PDI Perjuangan: 24,4 persen
  • Partai Gerindra: 18,9 persen
  • Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 7,6 persen
  • Partai Golkar: 7,2 persen
  • Partai Demokrat: 7 persen
  • Partai Keadilan Sejahtera (PKS): 6,3 persen
  • Partai Nasdem: 5,9 persen
  • Partai Amanat Nasional (PAN): 3,4 persen
  • Partai Persatuan Indonesia (Perindo): 3,4 persen
  • Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 1,6 persen
  • Lainnya: 2,7 persen
  • Tidak tahu/tidak jawab: 11,6 persen

Sejalan dengan itu, elektabilitas PKB di kalangan NU berada di urutan ketiga, lagi-lagi setelah PDI-P dan Gerindra.

Responden NU secara nasional

  • PDI Perjuangan: 22,2 persen
  • Partai Gerindra: 19,9 persen
  • Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 10,2 persen
  • Partai Golkar: 5,8 persen
  • Partai Demokrat: 7,6 persen
  • Partai Keadilan Sejahtera (PKS): 6,7 persen
  • Partai Nasdem: 6 persen
  • Partai Amanat Nasional (PAN): 2,9 persen
  • Partai Persatuan Indonesia (Perindo): 3 persen
  • Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 1,9 persen
  • Lainnya: 1,3 persen
  • Tidak tahu/tidak jawab: 12,5 persen

Sementara, suara PKB di kalangan warga NU di Jatim cenderung lebih besar, menempatkan partai hijau tersebut di urutan kedua.

Responden NU di Jawa Timur

  • PDI Perjuangan: 32,9 persen
  • Partai Gerindra: 13,7 persen
  • Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 18,6 persen
  • Partai Golkar: 1,9 persen
  • Partai Demokrat: 6,8 persen
  • Partai Nasdem: 3,7 persen
  • Partai Amanat Nasional (PAN): 1,2 persen
  • Partai Persatuan Indonesia (Perindo): 1,2 persen
  • Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 1,2 persen
  • Lainnya: 2,5 persen
  • Tidak tahu/tidak jawab: 16,3 persen

Duet Anies-Muhaimin

Pada Sabtu (2/9/2023), Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar resmi mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Pemilu 2024.

Duet Anies-Muhaimin mengejutkan panggung politik lantaran keduanya mulanya berada di poros politik berbeda. Anies dijagokan oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang didukung oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.

Sementara, PKB di bawah pimpinan Muhaimin sejak lama berkoalisi dengan Partai Gerindra, mendukung pencapresan Prabowo Subianto.

Sosok Muhaimin tak pernah disebut dalam bursa cawapres Anies. Namanya berulang kali masuk radar cawapres Prabowo.

Sebelumnya, sosok Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang justru digadang-gadang jadi pendamping Anies.

Oleh karenanya, Demokrat memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan lantaran Anies menunjuk Muhaimin sebagai bakal calon RI-2.

Baca juga: Survei Litbang “Kompas”: Ganjar dan Prabowo Bersaing Ketat di Kalangan Pemilih NU

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com