Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang “Kompas”: Suara PKB di Kalangan NU Jatim 18,6 Persen, Ungguli Gerindra

Kompas.com - 06/09/2023, 15:00 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei terbaru Litbang Kompas merekam elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di kalangan pemilih Nahdlatul Ulama (NU).

Elektabilitas partai pimpinan Muhaimin Iskandar tersebut mencapai 10,2 persen di kalangan pemilih NU secara nasional.

Angka itu naik dibanding survei Litbang Kompas periode Januari 2022, di mana potensi elektoral PKB saat itu sebesar 8,5 persen.

Elektabilitas PKB di kalangan pemilih NU ini menjadi yang ketiga setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Menurut survei, elektabilitas PDI-P di kalangan responden NU sebesar 22,9 persen, sedangkan Gerindra 19,9 persen.

Baca juga: Blak-blakan Yenny Wahid Tutup Pintu Dukungan untuk Anies-Cak Imin

Pemilih kalangan NU sendiri banyak tersebar di Jawa Timur. Di kalangan responden NU di Jatim, suara PKB lebih besar lagi, yaitu 18,6 persen.

Suara PKB di kalangan NU di Jawa Timur ini lebih besar ketimbang Gerindra yang mengantongi dukungan 13,7 persen, namun masih di bawah PDI-P yang mendulang 32,9 persen suara.

Secara umum, elektabilitas PKB berada di urutan ketiga dengan raihan angka 7,6 persen.

Sementara, tingkat ekterpilihan PDI-P berada di urutan pertama dengan 24,4 persen dukungan, dan Gerindra di urutan kedua dengan elektabilitas 18,9 persen.

Baca juga: Hanya Muhaimin yang Bisa...

Berikut perincian suara sejumlah partai politik peserta Pemilu 2024 menurut survei terbaru Litbang Kompas

Total responden umum

  • PDI Perjuangan: 24,4 persen
  • Partai Gerindra: 18,9 persen
  • Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 7,6 persen
  • Partai Golkar: 7,2 persen
  • Partai Demokrat: 7 persen
  • Partai Keadilan Sejahtera (PKS): 6,3 persen
  • Partai Nasdem: 5,9 persen
  • Partai Amanat Nasional (PAN): 3,4 persen
  • Partai Persatuan Indonesia (Perindo): 3,4 persen
  • Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 1,6 persen
  • Lainnya: 2,7 persen
  • Tidak tahu/tidak jawab: 11,6 persen

Baca juga: Bantah Nasdem dan Masyumi, KPK Tegaskan Pemanggilan Cak Imin Tak Terkait Politik

Responden NU secara nasional

  • PDI Perjuangan: 22,2 persen
  • Partai Gerindra: 19,9 persen
  • Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 10,2 persen
  • Partai Golkar: 5,8 persen
  • Partai Demokrat: 7,6 persen
  • Partai Keadilan Sejahtera (PKS): 6,7 persen
  • Partai Nasdem: 6 persen
  • Partai Amanat Nasional (PAN): 2,9 persen
  • Partai Persatuan Indonesia (Perindo): 3 persen
  • Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 1,9 persen
  • Lainnya: 1,3 persen
  • Tidak tahu/tidak jawab: 12,5 persen

Responden NU di Jawa Timur

  • PDI Perjuangan: 32,9 persen
  • Partai Gerindra: 13,7 persen
  • Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 18,6 persen
  • Partai Golkar: 1,9 persen
  • Partai Demokrat: 6,8 persen
  • Partai Nasdem: 3,7 persen
  • Partai Amanat Nasional (PAN): 1,2 persen
  • Partai Persatuan Indonesia (Perindo): 1,2 persen
  • Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 1,2 persen
  • Lainnya: 2,5 persen
  • Tidak tahu/tidak jawab: 16,3 persen

Besarnya suara PKB di kalangan NU, khususnya di Jawa Timur, disinyalir jadi alasan dipilihnya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan. Sebab, suara Anies masih minim di wilayah tersebut.

Adapun survei Litbang Kompas ini digelar pada 27 Juli-7 Agustus 2023. Survei melibatkan 1.364 responden di 38 provinsi di Indonesia.

Dengan metode wawancara tatap muka, survei ini mencatatkan margin of error sebesar +/- 2,65 persen. Survei sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas.

Baca juga: Mendadak Cak Imin Dipanggil KPK dan Harapan Anti Cawe-cawe di Tahun Politik

Halaman:


Terkini Lainnya

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Nasional
Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Nasional
Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Nasional
Ganjar Akan Bantu Kepala Daerah PDI-P di Pilkada 2024

Ganjar Akan Bantu Kepala Daerah PDI-P di Pilkada 2024

Nasional
Diwarnai Keterlambatan, Kloter Terakhir Gelombang Pertama Jemaah Haji Tiba di Madinah

Diwarnai Keterlambatan, Kloter Terakhir Gelombang Pertama Jemaah Haji Tiba di Madinah

Nasional
Andika Perkasa Siap Jika Diperintah PDI-P Maju Pilkada Jakarta

Andika Perkasa Siap Jika Diperintah PDI-P Maju Pilkada Jakarta

Nasional
Kata Megawati soal Sikap PDI-P Terhadap Pemerintahan ke Depan

Kata Megawati soal Sikap PDI-P Terhadap Pemerintahan ke Depan

Nasional
Pengamat Nilai Megawati Dukung Puan Jadi Calon Ketum PDI-P

Pengamat Nilai Megawati Dukung Puan Jadi Calon Ketum PDI-P

Nasional
Andika Perkasa Akui Sudah Ber-KTA PDI-P Sejak Tahun Lalu

Andika Perkasa Akui Sudah Ber-KTA PDI-P Sejak Tahun Lalu

Nasional
Hanura Ikut Apa Pun Sikap Politik PDI-P, Termasuk jika di Luar Pemerintahan

Hanura Ikut Apa Pun Sikap Politik PDI-P, Termasuk jika di Luar Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com