Sebelumnya, Partai Demokrat memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan buat Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Ini karena Anies memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres pendampingnya.
Padahal, klaim Demokrat, sebelumnya Anies telah berkali-kali meminta AHY untuk jadi rekan duetnya pada pemilu presiden mendatang.
Baca juga: AHY Nyatakan Demokrat Sudah Move On dan Siap Lirik Koalisi Lain
Menurut Demokrat, penunjukan Muhaimin sebagai cawapres merupakan keputusan sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang disetujui oleh Anies. Demokrat pun dipaksa untuk menerima keputusan itu.
Atas manuver Surya Paloh dan Anies ini, Demokrat menuding keduanya berkhianat terhadap perjanjian kerja sama Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Dalam kerja sama koalisi, Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat memberi mandat buat Anies menunjuk cawapresnya sendiri.
“Pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” kata Sketetaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.