Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Duet Anies-Cak Imin, AHY: Kita Maafkan, tapi Tak Begitu Saja Melupakan

Kompas.com - 04/09/2023, 17:44 WIB
Tatang Guritno,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak kader partainya untuk melanjutkan perjalanan politik menuju Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Dia mengaku telah memaafkan pihak-pihak yang menyakiti Demokrat, meski tak bisa begitu saja melupakan.

Ini disampaikan AHY usai Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang kini mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres) pilpres.

“Mari kita songsong perjalanan politik yang baru dengan hati yang bersih, dengan niat yang baik, cara yang baik, dan tujuan yang baik,” kata AHY di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023).

“Pertama-tama tentu dengan memberi maaf kepada siapa pun yang telah menyakiti kita, baik secara langsung maupun tidak langsung, semoga kita semua bisa maafkan walaupun tidak begitu saja melupakan. Saya pun sebagai manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan, mohon dimaafkan,” tuturnya.

Baca juga: AHY Beri Ucapan Selamat Anies-Cak Imin: Kita Harus Move On

AHY menilai, memilih capres dan cawapres tidak bisa hanya diputuskan begitu saja dalam hitungan menit oleh segelintir orang. Sebab, jika terpilih, sosok presiden dan wakil presiden tersebut bakal bertanggung jawab untuk memimpin ratusan juta rakyat Indonesia.

Sejak awal, kata AHY, Demokrat juga tidak menginginkan adanya fait accompli, atau memaksa partai untuk menerima keputusan sepihak tanpa melibatkan partisipasi semua yang berkepentingan.

Daripada dipaksa menerima keputusan yang tak terlibat dalam prosesnya, Demokrat lebih baik menyatakan tidak sepakat.

“Dasarnya adalah muncul rasa trustc saling percaya, juga semangat keadilan dan kesetaraan yang menjadi titik temu perjuangan,” ujarnya.

Baca juga: Sahroni: Anies Telepon AHY Sebelum Deklarasi, tapi Enggak Diangkat

Meski demikian, menurut AHY, Indonesia merupakan negara besar yang membutuhkan pemikiran, jiwa, dan tindakan yang besar. Oleh karena itu, dia tidak ingin terjebak pada narasi dan isu yang bisa memecah belah bangsa.

Bisa saja, kata AHY, ke depan Demokrat akan kembali dipertemukan dengan pihak-pihak yang kini tak sejalan di politik.

“Untuk itu saya mengucapkan selamat kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 ke depan, semoga sukses,” kata putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.

AHY melanjutkan, pasca hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan buat Anies Baswedan, partainya kini membuka peluang untuk bergabung dengan koalisi lain.

Namun demikian, partai bintang mercy itu mengaku akan tetap berpolitik mengusung cita-cita perubahan dan perbaikan.

“Demokrat akan berikhtiar untuk bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang visi kebangsaan dan etika politik,” tutur AHY.

Sebelumnya, Partai Demokrat memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan buat Anies Baswedan sebagai bakal capres.

Ini karena Anies memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres pendampingnya.

Padahal, klaim Demokrat, sebelumnya Anies telah berkali-kali meminta AHY untuk jadi rekan duetnya pada pemilu presiden mendatang.

Baca juga: AHY Nyatakan Demokrat Sudah Move On dan Siap Lirik Koalisi Lain

Menurut Demokrat, penunjukan Muhaimin sebagai cawapres merupakan keputusan sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang disetujui oleh Anies. Demokrat pun dipaksa untuk menerima keputusan itu.

Atas manuver Surya Paloh dan Anies ini, Demokrat menuding keduanya berkhianat terhadap perjanjian kerja sama Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Dalam kerja sama koalisi, Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat memberi mandat buat Anies menunjuk cawapresnya sendiri.

“Pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” kata Sketetaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bertemu Khofifah, Golkar Bahas Pilkada Jatim, Termasuk soal Emil Dardak

Bertemu Khofifah, Golkar Bahas Pilkada Jatim, Termasuk soal Emil Dardak

Nasional
Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Nasional
Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta 'Reimburse' Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta "Reimburse" Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Nasional
KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com