Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri LHK Sebut Hujan Buatan Mampu Turunkan Kadar Polusi di Jabodetabek

Kompas.com - 28/08/2023, 20:16 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, modifikasi cuaca telah menyebabkan hujan turun pada Minggu (27/8/2023) di sejumlah kawasan di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek).

Menurut dia, turunnya hujan mampu menurunkan kadar polusi udara di sejumlah kawasan.

"Soal teknik modifikasi cuaca, kemarin kawan-kawan sudah mengikuti waktu tanggal 27 hujan. KLHK mengikuti sejak dari mulai hujan di Kabupaten Bogor kira-kira jam 17.33 WIB, kami mengikuti terus perkembangannya," ujar Siti.

"Dan dalam record-nya KLHK, setelah hujan itu dari angka indeks standar pencemaran udara (ISPU) 97 di PM 2,5 pada pukul 15.30 WIB, itu pada jam 18.30 WIB angkanya drop menjadi 29. Artinya kualitas udara jadi baik," ujar dia.

Baca juga: Menteri LHK Ungkap Penyebab Polusi Udara Jabodetabek, 44 Persen Kendaraan, 34 Persen PLTU

Selain itu, menurut dia, hujan terjadi di Tanah Sereal, Bogor yang mampu menurunkan ISPU dari 87 ke 13.

Dengan adanya penurunan kadar polusi ini, menurut dia, hujan buatan terbukti mampu membantu membersihkan udara.


Namun, kata Siti, teknologi modifikasi cuaca berupa hujan buatan harus menunggu adanya awan.

Oleh karena itu, pemerintah juga sedang giat melakukan uji coba teknik modifikasi cuaca mikro untuk memperbanyak pembentukan awan.

Caranya, dengan mengembuskan uap air dari gedung-gedung tinggi di Jakarta.

"Kemarin, dilakukan uji coba di Gedung Pertamina yang di depan Istiqlal dan di gedung-gedung di kawasan GBK. Uji coba ini dilakukan BRIN dan BMKG. Jadi dari gedung-gedung tinggi itu dihembuskan uap air sehingga dia juga akan bisa mempengaruhi partikel-partikel (pembentukan awan) itu," ujar Siti.

Baca juga: Menkes Ungkap Tiga Penyakit Pernapasan yang Disebabkan Polusi Udara

Selain itu, modifikasi cuaca secara mikro bisa dilakukan dengan menggunakan tirai air yang dipasang di teras gedung-gedung besar yang menghadap ke ruang publik.

"Jadi kalau sirkulasi airnya terus kayak air mancur tapi terus-terusan begitu namanya pakai tirai begitu itu juga akan memberikan uap air sebetulnya sehingga itu juga bisa mempengaruhi (pembentukan awan)," ucap Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com