JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, modifikasi cuaca telah menyebabkan hujan turun pada Minggu (27/8/2023) di sejumlah kawasan di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek).
Menurut dia, turunnya hujan mampu menurunkan kadar polusi udara di sejumlah kawasan.
"Soal teknik modifikasi cuaca, kemarin kawan-kawan sudah mengikuti waktu tanggal 27 hujan. KLHK mengikuti sejak dari mulai hujan di Kabupaten Bogor kira-kira jam 17.33 WIB, kami mengikuti terus perkembangannya," ujar Siti.
"Dan dalam record-nya KLHK, setelah hujan itu dari angka indeks standar pencemaran udara (ISPU) 97 di PM 2,5 pada pukul 15.30 WIB, itu pada jam 18.30 WIB angkanya drop menjadi 29. Artinya kualitas udara jadi baik," ujar dia.
Baca juga: Menteri LHK Ungkap Penyebab Polusi Udara Jabodetabek, 44 Persen Kendaraan, 34 Persen PLTU
Selain itu, menurut dia, hujan terjadi di Tanah Sereal, Bogor yang mampu menurunkan ISPU dari 87 ke 13.
Dengan adanya penurunan kadar polusi ini, menurut dia, hujan buatan terbukti mampu membantu membersihkan udara.
Namun, kata Siti, teknologi modifikasi cuaca berupa hujan buatan harus menunggu adanya awan.
Oleh karena itu, pemerintah juga sedang giat melakukan uji coba teknik modifikasi cuaca mikro untuk memperbanyak pembentukan awan.
Caranya, dengan mengembuskan uap air dari gedung-gedung tinggi di Jakarta.
"Kemarin, dilakukan uji coba di Gedung Pertamina yang di depan Istiqlal dan di gedung-gedung di kawasan GBK. Uji coba ini dilakukan BRIN dan BMKG. Jadi dari gedung-gedung tinggi itu dihembuskan uap air sehingga dia juga akan bisa mempengaruhi partikel-partikel (pembentukan awan) itu," ujar Siti.
Baca juga: Menkes Ungkap Tiga Penyakit Pernapasan yang Disebabkan Polusi Udara
Selain itu, modifikasi cuaca secara mikro bisa dilakukan dengan menggunakan tirai air yang dipasang di teras gedung-gedung besar yang menghadap ke ruang publik.
"Jadi kalau sirkulasi airnya terus kayak air mancur tapi terus-terusan begitu namanya pakai tirai begitu itu juga akan memberikan uap air sebetulnya sehingga itu juga bisa mempengaruhi (pembentukan awan)," ucap Siti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.