Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Maman Fathurrohman, Ph.D
Dosen PNS di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Maman Fathurrohman, Ph.D adalah Dosen PNS di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Memperoleh gelar Doctor of Philosophy dari University of Wollongong, Australia

Memelihara Anak-anak negara

Kompas.com - 22/08/2023, 13:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun lebih pada mewujudkan kebersamaan dan kesejahteraan bersama pada kondisi alami saat ini yang cenderung mengedepankan konsep dan kapitalis pada pendidikan.

Tentang bagaimana pendidikan berkualitas adalah jasa yang harus dibayar oleh seorang individu atau keluarganya untuk mendapatkan layanan tersebut, dan dari proses transaksi tersebut, dilakukan perpindahan kemakmuran, dari suatu individu atau keluarganya pada individu atau kelompok lainnya.

Atau tentang bagaimana pendidikan menekankan konteks ego-sentris, kebanggaan sebagai bagian dari suatu kelompok, entah karena kurikulum, jejaring, rekam jejak masa lalu, atau bentuk kebanggaan kelompok lainnya, termasuk peluang berkembang pada masa depan.

Konteks kapital dan ego tersebut tidak mungkin dipenuhi oleh para anak terlantar, sehingga potensi yang mereka miliki hampir tidak mungkin berkembang dengan optimal.

Perlunya negara hadir

Ketika orangtua para anak tersebut lalai atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya, atau memang mereka tidak mau memelihara karena suatu hal, seperti aib keluarga, misalkan, atau memang ada kejadian luar biasa seperti bencana alam atau sosial sehingga anak-anak tidak ada yang memelihara, maka negara perlu hadir.

Bila perlu secara resmi mengelompokkan anak-anak terlantar tersebut sebagai anak-anak negara. Sebutan tersebut lebih untuk memudahkan identifikasi bahwa mereka sepenuhnya dipelihara oleh negara dalam rangka menjalankan amanat UUD Pasal 34 ayat 1 melalui pendidikan, sandang, pangan, dan tempat tinggal yang layak.

Secara regulasi, kewajiban memelihara anak-anak negara sudah tertulis dalam UUD. Namun masih diperlukan sejumlah regulasi turunan seperti Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri terkait, yang dapat menjadi payung hukum bagi keberpihakan APBN dan APBD serta Birokrasi yang handal untuk memelihara anak-anak yang kelak menjadi bagian masa depan Indonesia itu.

Ketersediaan regulasi dan birokrasi untuk jangka panjang adalah kebutuhan dan merupakan peran pemerintah untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar melaksanakan UUD dan benar-benar berpihak pada rakyat kecil.

Arti penting KIP dan Asrama

Pada prinsipnya, instrumen Kartu Indonesia Pintar (KIP) dapat digunakan untuk memelihara anak-anak negara.

Instrumen tersebut memanfaatkan fasilitas sekolah berasarama yang tersebar di berbagai wilayah, dapat menjadi kekuatan untuk memelihara melalui penitipan anak-anak negara pada sekolah-sekolah berasrama (boarding school).

Pemerintah pusat dan daerah dapat mengoptimalkan sekolah-sekolah berasrama yang dimiliki, maupun melalui kerjasama dengan sekolah-sekolah berasrama milik masyarakat, termasuk pesantren.

Penulis membayangkan suatu kondisi bahwa Indonesia menjadi tempat yang peduli, aman dan nyaman bagi setiap anak-anak terlantar.

Bukan tempat di mana mereka dihina dan direndahkan, atau sampai dieksploitasi karena kondisi keadaanya.

Hampir tidak mungkin individu memelihara mereka, karena pada dasarnya setiap orang memiliki kepentingan untuk dirinya dan keluarganya.

Hanya negara yang bisa stabil secara ekonomi dan memiliki kekuatan untuk mengelola seluruh anak-anak negara sebagaimana disebut di atas dengan baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com