Oleh karenanya, “Generasi Z” masa Bung Karno dihadapkan pada kebutuhan membangun infrastruktur fisik dan institusi pemerintahan yang stabil.
Di sisi lain, Generasi Z masa kini dihadapkan pada tantangan seperti perubahan iklim, keterhubungan global, dan perkembangan teknologi yang cepat.
Pada “Generasi Z” masa Bung Karno mengandalkan media tradisional seperti surat kabar, radio, dan pertemuan langsung dalam berkomunikasi dan berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Generasi Z masa kini justru memiliki akses luas ke media sosial dan platform digital untuk berkomunikasi dan menyuarakan pendapat.
Walau ada perbedaan, tak lain berkaitan dengan perbedaan zaman. Namun, ada satu hal kesamaan hakiki yang tidak bisa lekang, yakni: nasionalisme.
Secara signifikan, baik “Generasi Z” masa Bung Karno maupun Generasi Z masa kini sama-sama mempunyai nasionalisme.
Energi ini dipakai untuk kontribusi terhadap pembangunan bangsa, satu hal yang begitu penting bagi kedua generasi ini. Maka keduanya memiliki peran khusus dalam membangun dan mengembangkan Indonesia --sesuai dengan tantangan dan konteks masing-masing era.
Untuk itu terlebih dahulu harus diperjelas bahwa Generasi Z, dalam masa kini dikenal sebagai Gen Z --kelompok individu yang lahir antara akhir 1990-an dan awal 2000-an.
Mereka adalah generasi yang tumbuh dan berkembang di tengah kemajuan teknologi digital dan informasi yang pesat.
Generasi ini sering kali dianggap sebagai generasi pertama yang benar-benar tumbuh dengan akses yang luas terhadap internet, perangkat mobile, dan media sosial.
Generasi Z cenderung memiliki karakteristik seperti digital nativeness (kemahiran alami dalam menggunakan teknologi digital), keterhubungan global, kreativitas dalam menghasilkan konten digital, dan sikap kritis terhadap informasi.
Generasi Z dalam konteks menjaga keutuhan negara, memiliki peran penting dalam meneruskan semangat nasionalisme, mengatasi tantangan global, dan membangun persatuan dalam masyarakat yang semakin kompleks.
Dalam era globalisasi dan teknologi digital, generasi ini memiliki potensi untuk membentuk landasan yang kuat bagi keutuhan negara melalui pendidikan, keterampilan, dan keterlibatan aktif dalam proses sosial dan politik.
Lantaran pada kelazimannya Generasi Z mendapatkan pendidikan yang kuat tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang membentuk negara mereka.
Dengan memahami akar sejarah dan perkembangan negara, mereka dapat menghargai warisan budaya dan identitas nasional, serta memahami pentingnya menjaga keutuhan negara.