Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pengemudi Ojol hingga Presiden Jadi Korban Buruknya Udara Jakarta

Kompas.com - 15/08/2023, 06:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Buruknya kualitas udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) berdampak kepada banyak kalangan.

Bukan hanya rakyat kecil yang setiap hari berjibaku di jalanan dan terpaksa menghirup udara kotor, petinggi negara sekelas presiden pun turut menjadi korban dari buruknya polusi udara Ibu Kota.

Baca juga: Lebih Parah dari Kemarin, Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Terburuk Kedua di Dunia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, Presiden Joko Widodo mengalami batuk-batuk selama beberapa waktu terakhir akibat buruknya polusi udara di Jabodetabek.

Sandiaga mengatakan, Jokowi pun meminta agar segera ada solusi konkret untuk mengatasi masalah polusi udara di Ibu Kota.

"Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkret karena Presiden sendiri sudah batuk, katanya sudah hampir 4 minggu beliau belum pernah merasakan seperti ini," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8/2023).

"Kemungkinan, dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk," imbuh dia.

Baca juga: Mengingat Kembali Presiden hingga Gubernur Pernah Digugat karena Buruknya Kualitas Udara Jabodetabek

Sandiaga melanjutkan, buruknya kualitas udara di Jabodetabek juga berdampak pada kegiatan wisata berbasis olahraga atau sport tourism.

Dia mengungkapkan, ada ajang lomba lari maraton internasional yang memberi catatan atas kondisi polusi udara yang terjadi di Jabodetabek.

"Dari segi pariwisata sudah ada beberapa kegiatan yang mendapatkan catatan, seperti misalnya ada lomba lari maraton internasional yang di sekitar Jabodetabek ini ada catatan mengenai kualitas udara yang tidak sehat," kata dia.

Sandiaga menuturkan, sudah banyak calon peserta sport tourism yang mulai mempertimbangkan kualitas udara di Jabodetabek sebelum mengikuti kegiatan tersebut.

Ia mengingatkan, jika hal ini tidak ditangani dengan baik, reputasi maupun penyelenggaraan event tersebut akan menjadi buruk.

"Dan akhirnya berdampak juga pada penurunan minat untuk berwisata terutama di wilayah Jakarta," kata mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu.

Baca juga: Walhi: Peralihan Kendaraan Berbasis Fosil ke Listrik Tak Selesaikan Masalah Polusi Udara

Anak buah Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudyaaan Muhadjir Effendy juga menjadi korban dari buruknya kualitas udara Jakarta.

Muhadjir mengaku berupaya menghindari polusi udara di Ibu Kota dengan melakukan kunjungan ke daerah lain agar bisa berolahraga di luar ruang dengan lebih nyaman.

"Kalau ke daerah itu justru menghindari udara Jakarta, makanya saya pakai lari, sepeda, karena terasa sekali kalau olahraga di Jakarta itu bukan semakin sehat tapi malah semakin (sakit)," kata Muhadjir saat ditemui di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (14/8/2023).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com