Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Perlu Gelar Konvensi Bacawapres dan Konkretkan Gagasan Genjot Elektabilitas

Kompas.com - 15/08/2023, 05:30 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kubu Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan bakal calon presiden Anies Baswedan disarankan melakukan 3 cara buat mendongkrak elektabilitas dari kedua rivalnya, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

"Pertama, menghadirkan cawapres yang mampu melengkapi Anies baik secara personal maupun elektoral," kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro saat dihubungi pada Senin (14/8/2023).

Baca juga: Setelah Deklarasi Bersama 4 Partai Mengusung Prabowo Subianto...

Menurut Agung, konvensi bisa menjadi alternatif untuk menarik perhatian publik karena melalui ajang itu kualitas kandidat bakal cawapres Anies akan diuji dengan seperangkat alat ukur yang disepakati oleh KPP terhadap kandidat yang diseleksi.

"Setidaknya tercipta panggung atraktif yang lebih terbuka agar narasi perubahan yang digaungkan punya nilai yang jelas," ucap Agung.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo Menanjak, Ganjar Naik-Turun, Anies Cenderung Turun

Langkah kedua, lanjut Agung, Anies harus semakin konkret dan kekinian dalam menyampaikan pesan-pesan perubahan supaya masyarakat tak ahistoris dengan narasi yang dibawa.

"Misalnya soal infrastruktur. Di mana urgensi perubahan akan dilakukan? Atau soal hilirisasi, apa yang ingin dilakukan oleh KPP saat kelak memimpin terhadap sumber daya alam kita dalam konteks perubahan?" ujar Agung.

Kemudian yang ketiga, Agun menilai gaya kampanye Anies mesti lebih kreatif dan menarik perhatian kelompok milenial dan Generasi Z sebagai pemilik suara mayoritas dalam pemilu 2024 nanti.

"Sehingga, mau tak mau KPP harus relevan serta aktual dalam merespon setiap isu kontemporer, dinamika politik, hingga hal-hal lainnya," kata Agung.

Baca juga: Prabowo Sudah Didukung 4 Parpol, Anies Singgung Kemenangannya di Pilkada DKI

Sebelumnya diberitakan, dalam hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terungkap elektabilitas Anies saat ini mencapai 18,4 persen.

Persentase elektabilitas itu membuat Anies berada di posisi terbawah dari kedua rivalnya, yakni Prabowo Subianto yang bertengger di puncak dengan 38,2 persen dan Ganjar Pranowo dengan 35,3 persen.


Menurut peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam konferensi pers, Senin (14/8/2023), elektabilitas Anies stagnan dan bahkan cenderung menurun.

Dalam catatannya, elektabilitas Anies ada Januari mencapai 22,1 persen. Lalu pada Mei mencapai 20,8 persen, Juni mencapai 22,1 persen, dan Juli sebesar 18,4 persen.

Baca juga: Meski Dukung Ganjar, Andika Perkasa Akui Ada Kecocokan dengan Prabowo dan Anies

Adapun survei terbaru pada Agustus 2023 ini menggunakan metodologi multi-stage random sampling dengan 1.200 responden.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner, pada 3 hingga 15 Juli 2023. Margin of error lebih kurang 2,9 persen.

(Penulis : Nirmala Maulana Achmad | Editor : Sabrina Asril)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com