Akan tetapi, dengan perhitungan cuaca, operasi diputuskan mundur menjadi 14 Agustus 1962.
Dikutip dari laman Historia.id, dalam operasi ini, Angkatan Darat menerjunkan 20.000 pasukan dari berbagai divisi.
Sedangkan, Angkatan Laut mengerahkan 126 kapal yang meliputi, buru torpedo, kapal selam, kapal fregat, buru selam, kapal cepat torpedo, penyapu ranjau, tangker, kapal rumah sakit, termasuk 33 kapal pengangkut, dan tiga batalion setara 10.000 pasukan elite marinir Korps Komando.
Sementara, Angkatan Udara mempersiapkan pesawat tempur tercanggih yang dibeli dari Uni Soviet antara lain, 38 pesawat pengebom Tupolev Tu-16, 18 unit MIG-17, 6 unit P-51/Mustang, 1 Skuadron Gannet, dan 6 unit Albatros.
Dalam persiapannya, pesawat intai Amerika Serikat ternyata memata-matai pergerakan dan perkembangan militer Indonesia.
Dari hasil pengintaian itu, Amerika yakin akan kesiapan perang Indonesia. Amerika juga mengetahui bahwa Indonesia sudah betul-betul siap akan menyerang Irian Barat yang dikuasai Belanda.
Tak lama kemudian, Amerika mendesak Belanda melalui saluran politik karena tahu bahwa Indonesia benar-benar sudah mengumpulkan tenaga untuk perang besar.
Ketika Komando Mandala Pembebasan Irian Barat telah siap meninggalkan garis awal Teluk Peling untuk melakukan Operasi Jayawijaya menuju sasaran Biak, tiba-tiba mereka diperintahkan untuk menunda operasi itu.
Tak lama berselang, pada 16 Agustus 1962 tercapai "Persetujuan New York" tentang penyerahan Irian Barat kepada Indonesia.
Salah satu pokok persetujuan itu menyebutkan bahwa bendera Indonesia mulai berkibar bersama bendera PBB pada tanggal 31 Desember 1962, dan pemulangan pegawai Belanda, sipil dan militer, harus selesai 1 Mei 1963.
Selanjutnya, Indonesia secara resmi menerima kekuasaan di Irian Barat dari United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA).
Soeharto mengaku bersyukur lantaran operasi ini tak jadi dilaksanakan. Jika benar-benar berjalan, ia memprediksi akan memakan banyak korban jiwa.
"Saya panjatkan syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa bahwa Operasi Jayawijaya tidak sampai perlu kita jalankan. Saya tahu bahwa operasi ini akan meminta korban jiwa dan harta yang amat besar," kata Soeharto, dikutip dari laman hmsoeharto.id, Senin (14/8/2023).
Setelah Irian Barat masuk dalam pangkuan Indonesia, hubungan diplomatik Indonesia dan Belanda berlahan membaik. Baik Indonesia dan Belanda sudah sejak lama memiliki kantor kedutaan di masing-masing kedua negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.