Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heryadi Silvianto
Dosen FIKOM UMN

Pengajar di FIKOM Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan praktisi kehumasan.

Membangun Wacana Publik Melalui Kehadiran Capres Potensial

Kompas.com - 14/08/2023, 14:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEAKTIFAN para bakal calon presiden seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto – penyebutan sesuai abjad - dalam berbagai acara patut diapresiasi. Momen tersebut digunakan sebagai wadah menggali gagasan dan pandangan mereka.

Sejumlah contoh, kehadiran dalam kegiatan seperti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Makassar, Rakernas Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI) di Jambi, dan acara "Belajar Raya 2023" di Jakarta.

Acara tersebut memberikan kesempatan bagi para calon presiden untuk menyampaikan gagasan mereka sesuai dengan tema-tema yang diperbincangkan.

Dari runutan event di atas, kita bisa meneropong point of view (pov) persoalan kota, desa dan pendidikan. Menggairahkan dan memberi pencerahan.

Public Sphere dan Engagement

Melalui pendekatan dialog secara langsung, tematik, dan praktis, para bakal capres telah membuka akses informasi yang lebih mendalam bagi masyarakat, sehingga membantu mengurangi fenomena "post-truth" yang dapat memengaruhi persepsi publik.

Di mana masyarakat hanya menerima informasi yang membenarkan atau menguatkan pandangan mereka sendiri, tanpa memperhatikan fakta atau kebenaran yang objektif.

Selain itu, forum tersebut dijadikan sebagai public sphere bagi masyarakat. Para bakal capres potensial memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat dalam dialog lebih mendalam tentang isu-isu relevan. Tempat berbagai pandangan, ide, gagasan yang dapat diperdebatkan dan dipertukarkan.

Memahami beragam sudut pandang dan membuat keputusan yang lebih komprehensif dalam menentukan pilihan calon pemimpin.

Menunggu masa kampanye dan debat resmi yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejatinya tidak cukup untuk menggali kedalaman dan pemahaman capres potensial.

Daripada berpangku tangan, akan lebih baik berjabat tangan dengan menggelar acara-acara yang menggali gagasan dan pandangan para bakal capres potensial lebih banyak dilakukan.

Di sisi lain, timses atau orang dekat capres juga harus terus mengingatkan kandidatnya untuk terbuka terhadap kegiatan-kegiatan tersebut.

Apakah pada akhirnya diundang dalam sesi bersama atau sendiri-sendiri, itu perkara teknis. Karena yang lebih penting setiap kandidat secara “gentleman atau brave-women” mengambil tantangan atau ancaman sebagai peluang baik.

Sesungguhnya diskusi publik menjadi penting karena membantu mereka sendiri untuk memenangkan kompetisi demokrasi (how to win) dalam pemilihan dan cara memerintah (how to govern) saat menjabat sebagai pemimpin negara.

Ini merupakan langkah positif menuju pemilihan pemimpin yang lebih transparan dan akuntabel, serta meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik.

Dengan semakin banyaknya kesempatan seperti ini, wacana publik dapat tumbuh lebih berkualitas dan bermakna.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com