Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Aher, AHY, Khofifah, Yenny, hingga Susi Pudjiastuti Punya Peluang Jadi Cawapres Anies

Kompas.com - 01/08/2023, 18:28 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengungkap sejumlah nama tokoh yang berpeluang menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) untuk mendampingi bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan pada Pilpres 2024.

Mereka adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), eks Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, hingga putri Presiden ke-4 Gus Dur Yenny Wahid.

"Selalu saya katakan, Mas AHY punya peluang, tetapi kami PKS Kang Aher juga punya peluang. Tetapi belakangan, Mbak Yenny, Mbak Khofifah, atau Mbak Susi punya hak juga," ujar Mardani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Baca juga: Nasdem Minta Anies Pilih Bacawapres yang Bawa Kemenangan, Bukan karena Punya Partai

Mardani menambahkan, nantinya Anies akan menentukan cawapres yang akan mendampinginya. PKS pun ingin agar cawapres Anies segera diumumkan.

"Kita maunya lebih awal, lebih baik. The sooner, the better," ucapnya.

Dia menambahkan, PKS akan mendukung keputusan Anies terkait penentuan cawapres, termasuk ketika AHY yang dipilih. Akan tetapi, dia berharap sosok cawapres yang dipilih dikomunikasikan dengan tiga partai pendukung Anies, yaitu PKS, Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

"Ya selama itu sudah dikomunikasikan, saya yakin Mas Anies itu bijak," imbuh Mardani.

Usulan Nasdem

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali meminta bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, menentukan pendampingnya sesuai kriteria yang sudah ditentukan.

Ia tak ingin Anies hanya memilih bakal calon wakil presiden (bacawapres) karena figur tersebut merupakan sosok pimpinan partai politik (parpol).

Baca juga: Pesan Kekompakan dalam Persaingan 3 Bakal Capres: Anies, Ganjar, dan Prabowo

“Seseorang dipilih sebagai cawapres bukan pertimbangannya karena mempunyai partai. Bukan pertimbangannya Anies bisa maju saja,” ujar Ali dalam keterangannya, Selasa (1/8/2023).

Bagi Ali, Anies tak boleh memilih figur bacawapres hanya agar dapat memenuhi syarat presidential threshold supaya bisa menjajaki Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Lebih dari itu, semestinya bacawapres dipilih karena bisa membawa kemenangan.

Ali khawatir jika Anies memilih figur karena memiliki parpol, maka sangat mungkin parpol itu balik badan jika pemimpinnya tak ditunjuk menjadi bakal RI-2 dari KPP.

“Maka itu pengingkaran terhadap komitmen koalisi karena sejak awal koalisi ini sudah disepakati setara. Tidak ada ketua kelasnya,” sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Nasional
Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Nasional
Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

Nasional
Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup 'Jetset'

[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup "Jetset"

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan 'Checks and Balances'

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan "Checks and Balances"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com