KOMPAS.com - Wadah pebisnis seluruh negara anggota Perkumpulan Negara Asia Tenggara (ASEAN-BAC) terus berupaya mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi melalui inovasi dan inklusivitas ASEAN.
Dalam hal ini, ASEAN-BAC menegaskan kembali komitmen bisnisnya untuk mengembangkan visi ambisius Masyarakat Ekonomi ASEAN pasca-2025 di tengah lanskap ekonomi yang semakin menantang.
Ketua ASEAN Business Advisory Council Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, sentralitas ASEAN perlu dilihat sebagai suatu kesatuan yang signifikan untuk integrasi ekonomi negara-negara ASEAN.
“ASEAN harus dilihat sebagai suatu kawasan yang memiliki satu visi, satu identitas, dan satu komunitas,” ujar Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (31/7/2023).
Dengan begitu, kata dia, kesatuan negara ASEAN tidak hanya menjadi sebuah narasi atau tidak hanya dari sudut pandang bisnis maupun investasi.
Baca juga: Misi Keketuaan ASEAN-BAC Indonesia, Perkuat Inovasi dan Inklusivitas Kawasan Asia Tenggara
Oleh karenanya, Arsjad memimpin lawatan bisnis ke Malaysia pada awal Maret 2023 ini untuk memajukan tiga nilai inti, yaitu sentralitas, inovasi, dan inklusivitas. Ketiga nilai ini menjadi landasan bagi lima prioritas utama dan tujuh legacy projects dari ASEAN-BAC 2023. Arsjad mengajak seluruh pelaku bisnis di Malaysia untuk turut berpartisipasi dalam memajukan kawasan ASEAN melalui KTT ASEAN-BAC 2023 di bulan September mendatang.
Pertemuan tersebut juga menyoroti kebutuhan untuk secara kolaboratif membangun peningkatan kapasitas pada format standar pelaporan environmental, social, and governance (ESG), serta mempromosikan pendanaan skema publik-swasta dalam proyek-proyek yang berkelanjutan.
Arsjad mengungkapkan, beberapa legacy yang telah dipromosikan di lawatan bisnis ASEAN-BAC kepada pemerintah dan sektor swasta Malaysia, di antaranya mengeksplorasi prakarsa legacy dalam ruang lingkup pembangunan berkelanjutan, Carbon Center of Excellence untuk meningkatkan aktivitas perdagangan karbon, serta net zero emission bagi kawasan untuk memastikan pencapaian target nol bersih pada 2060.
Salah satu pemangku kepentingan utama yang ditemui ASEAN-BAC dalam lawatan itu adalah Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Tengku Zafrul. Pertemuan ini membahas agenda keketuaan dan menjalin kerja sama untuk chairmanship legacy.
Baca juga: Roadshow ASEAN-BAC 2023 Dorong Kolaborasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Asia Tenggara
Menteri Tengku menyoroti pentingnya penguatan hubungan strategis antara sektor swasta, pemerintah, dan ASEAN, terutama menjelang giliran Malaysia sebagai Ketua ASEAN pada 2025.
“Kami mengapresiasi upaya Presiden ASEAN-BAC Indonesia, khususnya dalam memajukan digitalisasi, keberlanjutan, dan mendorong kewirausahaan,” katanya lewat media sosial.
Menteri Tengku mengatakan, pihaknya menyambut baik upaya KADIN Indonesia dan ASEAN-BAC untuk bekerja sama lebih erat dalam memajukan industri dan perdagangan di kawasan ASEAN.
Untuk diketahui, lawatan ke Malaysia tersebut juga menekankan semangat gotong royong yang menjadi landasan masyarakat Indonesia dan Malaysia.
Hal itu tercermin melalui pertemuan antara Chief Executive Officer (CEO) AirAsia Tony Fernandez dan Arsjad Rasjid untuk meningkatkan peran bisnis regional di ASEAN.
Lawatan ke Malaysia bertujuan membangun fondasi perdagangan dan mempromosikan kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan dalam transaksi barang-barang konsumen sebagai prioritas utama. Salah satunya adalah produk halal dan peran integrasi ASEAN dapat bermanfaat bagi masyarakat dan perusahaan.