JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menjawab tudingan yang menyebut dirinya telah mengkhianati semangat Reformasi lantaran bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Menurut Budiman, jika ia dianggap mengkhianati Reformasi karena bertemu Prabowo, maka tokoh besar seperti Nelson Mandela dan Xanana Gusmao juga pengkhianat karena bisa berdamai dengan lawan politiknya.
"Kalau itu, kita bisa saja sebut Xanana berkhianat, kita bisa sebut Nelson Mandela berkhianat. kita bisa sebut seperti itu," kata Budiman dalam program Gaspol! Kompas.com, Rabu (26/7/2023).
Baca juga: Klaim 90 Persen Penumpang Perahu Jokowi Puas, Budiman Sudjatmiko: Banyak yang Ingin Diperpanjang
Ia berpandangan, bangsa Indonesia tidak boleh terus-menerus terbelah hingga negara ini hanya menjadi sebuah objek.
Aktivis Reformasi ini mengatakan, perlu ada cara lain untuk menyelesaikan persoalan di masa lalu.
"Jadi menurut saya, saya ingin mencoba membangun jembatan itu karena kita perlu cara-cara lain, cara-cara yang lebih beragam untuk menyelesaikan masalah-masalah lama yang menjadi peninggalan masa lalu," kata dia.
Budiman pun mengakui bahwa dirinya tidak mau bertahan pada peran lamanya, karena dianggapnya tidak bisa memberikan kontribusi yang lebih luas.
Baca juga: Penangkapan Budiman Sudjatmiko dan Air Mata Ibu Usai Insiden 27 Juli
"Sementara ketika saya memilih bertahan, lapangan berubah dan orang-orang berpesta, mencuri, orang-orang tidak membawa lompatan kemajuan dan pada akhirnya orang kemudian menjadi skeptis terhadap hasil reformasi," ujar Budiman.
Untuk diketahui, Budiman dan Prabowo bertemu di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7/2023) lalu.
Melansir Tribunnews.com, Budiman menyatakan bahwa situasi sekarang sudah berbeda. Dia dan Prabowo pun sepakat mengenang masa lalu hanya sebagai masa lalu.
"Ketika sekarang situasi sudah lebih baik bagi bangsa, saling dewasa, bicara perbedaan, maka kita mengenang masa lalu sebagai masa lalu, masa depan bukan untuk kami tapi untuk bangsa," ungkapnya.
Karena itu, Budiman pun memberikan dukungan kepada Prabowo untuk tidak terus diganduli oleh masa lalu. Apalagi, ia menilai Eks Danjen Kopassus itu sebagai tokoh bangsa yang baik.
"Oleh karena itu, saya apresiasi, ajak Pak Prabowo, ayok jalan terus, mudah-mudahan, kita beri dukungan agar orang-orang baik bangsa ini seperti Pak Prabowo tidak terus diganduli masa lalu," jelasnya.
Pernyataan Budiman ini mendatangkan kritik dari kalangan aktivis. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai pernyataan itu menyakiti korban penculikan aktivis '98.
Sepeti diketahui, Prabowo yang kala itu menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus telah dinyatakan terbukti memerintahkan penculikan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.