JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Politik DPP PDI-P Puan Maharani menyindir koalisi antara PKB dan Partai Gerindra yang tak membuahkan deklarasi bakal capres dan cawapres hingga Kamis (27/7/2023).
Padahal, piagam kerja sama partai besutan Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto itu sudah diteken 11 bulan yang lalu.
Sindiran itu dilontarkan Puan setelah bertandang ke rumah dinas Muhaimin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
"Sebelas bulan lho, Cak, dengan Partai Gerindra," kata Puan yang berdiri di sisi Muhaimin ketika jumpa pers, Kamis siang.
Baca juga: Cak Imin Sempat Tak Percaya Masuk Nominasi Bakal Cawapres Ganjar
Menurut putri Megawati Soekarnoputri itu, usia 11 bulan itu harus ditekankan betul.
Ia mengatakan, PDI-P berharap agar PKB bisa berkoalisi dengan mereka pada Pilpres 2024, tetapi menghormati kerja sama antara PKB dan Gerindra meski belum membuahkan hasil.
"Saya memahami juga bahwa Cak Imin sudah atau PKB sudah menjalin kerja sama atau koalisi 11 bulan. Harus di tekankan," ujar Puan.
Sementara itu, Muhaimin tak menutup peluang bahwa arah koalisi masih bisa berubah sebelum pendaftaran bakal capres dan cawapres secara definitif ke KPU pada Oktober nanti.
"Oktober itulah finishing dari semua proses dinamika yang sedang kita lakukan hari ini," ucap dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyinggung ketidakpastian output koalisi bersama Partai Gerindra dalam 11 bulan terakhir, sejak kedua partai meneken piagam koalisi bersama.
Baca juga: Setelah Cak Imin, Giliran Airlangga yang Disambangi Puan
Hal ini ia sampaikan merespons masuknya nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, sebagai salah satu dari lima bakal calon wakil presiden PDI-P pendamping Ganjar Pranowo, sebagaimana dinyatakan Puan setelah acara syukuran hari lahir (harlah) ke-25 PKB di Stadion Manahan, Solo Jawa Tengah Minggu (23/7/2023).
"Piagam koalisi yang dibangun bersama Gerindra itu sederhana, bahwa capres dan cawapres ditentukan oleh Pak Prabowo dan Gus Muhaimin," ucap Jazilul dalam keterangan suara, Selasa (25/7/2023).
"Mestinya Pak Muhaimin sudah tidak tergoda, tetapi, mungkin karena ada ketidakpastian, wajar saja ada godaan-godaan," kata dia.
Jazilul menyinggung bahwa ketidakpastian ini mungkin sudah berakhir seandainya pekan lalu koalisi ini mendeklarasikan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Muhaimin sendiri.
"Saya yakin, Mbak Puan (Maharani, Ketua Bidang Politik DPP PDI-P) tidak akan memasukkan nama Gus Muhaimin di 5 nama (bakal cawapres PDI-P)," kata dia.