Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Saya Tetap Ketua Umum”, Saat Megawati Melawan Dualisme Kepemimpinan PDI…

Kompas.com - 26/07/2023, 15:35 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Rupanya, kehadiran Mega berhasil mendongkrak elektabilitas PDI. Sebelumnya, PDI selalu menjadi partai buntut di pemilu dengan perolehan suara tak lebih besar dari Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Popularitas Megawati pun terus memelesat, tak cuma di kalangan masyarakat, tetapi juga di internal partai. Sampai-sampai dia dipercaya menggantikan Soerjadi di tampuk tertinggi kepemimpinan PDI.

Mega pun dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDI melalui Rapat Paripurna I Musyawarah Nasional PDI yang digelar 22 Desember 1993 di Jakarta.

Dualisme kepemimpinan

Namun, pascapenetapan Megawati sebagai Ketua Umum PDI, kubu Soerjadi tak terima. Upaya perebutan kekuasaan terus dilakukan.

Tiga tahun setelah KLB tepatnya 20-22 Juni 1996, sebagian kader menggelar kongres di Medan yang pada akhirnya menetapkan Soerjadi kembali sebagai ketua umum PDI.

Soerjadi dan kubunya pun bergerak cepat. Tak sampai dua pekan setelah Kongres Medan, mereka menghadap Menteri Dalam Negeri (Mendagri) saat itu, Moh Yogie S Memet, di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jakarta.

Dalam pertemuan itu, Soerjadi dan jajarannya melaporkan hasil Kongres Medan. Mendagri, sebagai perwakilan pemerintah yang sejak awal terkesan condong ke kubu Soerjadi, pun menyatakan keabsahan DPP PDI hasil Kongres Medan.

Mendagri saat itu mengatakan dirinya telah melapor ihwal Kongres PDI Medan ke Presiden Soeharto. Pemerintah pun menyatakan, hanya ada satu DPP PDI, yakni kepengurusan hasil Kongres Medan yang dipimpin Soerjadi.

Dalam pernyataannya, Mendagri juga menyebut, pemerintah hanya mengakui DPP PDI pimpinan Soerjadi untuk tahapan-tahapan Pemilu 1997 selanjutnya.

"Kongres memiliki kekuasaan tertinggi, maka berlaku bagi seluruh warga PDI untuk menegakkan, menghormati, mengikuti, dan melaksanakan apa yang tersirat dan tersurat dalam keputusan kongres tersebut. Pemerintah tidak ikut apa-apa ya,” kata Mendagri Yogie saat itu.

Baca juga: Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996 dan Kebungkaman Megawati

Namun demikian, Megawati dan kubunya tak tinggal diam. Kubu Megawati mengajukan gugatan ke pengadilan negeri untuk meminta kepastian hukum mengenai kepengurusan PDI yang sah.

Bersamaan dengan itu, PDI pimpinan Megawati juga terus mempersiapkan diri menyambut Pemilu 1997.

Untuk menunjukkan eksistensinya, PDI kubu Megawati juga memfasilitasi mimbar bebas dan aksi demonstrasi di halaman DPP PDI.

Kerusuhan 27 Juli

Atas dinamika ini, tensi politik terus meninggi. Dukungan untuk Megawati mengalir, utamanya dari aktivis dan mahasiswa yang menentang rezim Orde Baru pimpinan Soeharto.

Jelang akhir Juli 2022, isu perebutan DPP PDI menguat. PDI kubu Mega pun menjaga kantor DPP PDI siang dan malam.

Halaman:


Terkini Lainnya

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Nasional
Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com