Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Kasus "Online Scam", Kemenlu Tangani 2.438 Korban Selama 3 Tahun Terakhir

Kompas.com - 21/07/2023, 17:27 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sudah menangani dan memfasilitasi kepulangan 2.438 korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) online scam sepanjang tahun 2020 hingga Mei 2023.

Korban yang ditangani itu merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tereksploitasi dan dipekerjakan di perusahaan online scam di berbagai negara, meliputi Kamboja, Myanmar, Filipina, Laos, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.

"2.438 korban yang sudah kita tangani dan kita fasilitasi kepulangannya ke Indonesia," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha dalam diskusi secara daring, Jumat (21/7/2023).

Judha lantas mengatakan, kasus online scam meningkat dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Polri Tangkap 749 Tersangka TPPO Selama Periode 5 Juni-10 Juli 2023

Bahkan, jumlah kasus di Kamboja meningkat lebih dari delapan kali lipat pada kurun waktu 2021-2022, dari 116 kasus yang ditangani Kemenlu pada tahun 2021 menjadi 800 kasus di tahun 2022.

Jumlah negara tujuan untuk merekrut calon korban yang merupakan WNI juga makin meluas. Korban dipekerjakan di perusahaan online scam di beberapa negara ASEAN, hingga Uni Emirat Arab.

"Awalnya hanya Kamboja, nambah Myanmar, Filipina, Laos, Thailand, Vietnam, Malaysia, Terakhir Uni Emirat Arab. Kemarin, kami baru saja dapat informasi dari Regional Support Office Bali Process korbannya bukan hanya Indonesia, tapi negara lain dan bahkan ada dari wilayah Asia," ujar Judha.

Sementara itu, Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemenlu Andy Rachmianto mengatakan, kasus TPPO dengan modus online scam mulai muncul pada dua sampai tiga tahun belakangan, ketika dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Baca juga: Jumlah Tersangka TPPO Terus Bertambah, Polri Sebut Modus yang Dipakai Beragam

Kasus-kasus TPPO online scam ini pun masih terus terjadi hingga hari ini. Andy mengungkapkan, masih ada ratusan kasus lagi yang ditangani Kemenlu dan pihak terkait di kawasan Asia Tenggara.

"Saya dapat informasi masih ratusan lagi kasus yang kita tangani di kawasan Asia Tenggara. Kalau tahun 2021 kasus semacam ini berjumlah belum sampai 200 kasus, jadi lonjakannya luar biasa hanya dalam waktu kurang lebih dua tahun," kata Andy.

Awalnya, Andy mengatakan, pihaknya mengetahui kasus online scam ketika menerima laporan adanya korban WNI yang disekap di Kamboja. Tetapi, kasus ini akhirnya menyebar ke negara-negara tetangga.

Baca juga: Kemenlu Ungkap Online Scam Sasar Generasi Muda, Korbannya Ada Lulusan S1 dan S2

Tak jarang, korban dijanjikan bekerja ke Uni Emirat Arab. Tetapi, korban akhirnya dipekerjakan di Myanmar hingga Kamboja.

"Korbannya dijanjikan bekerja di UEA, ujung-ujungnya datang ke Myanmar atau Kamboja dan terlibat kejahatan online scamming. Dari segi magnitude luar biasa peningkatannya," ujar Andy.

Sebelumnya, Kemenlu sempat mengungkap modus yang dipakai oleh pelaku TPPO di kawasan ASEAN.

Mereka menawarkan bekerja di luar negeri dengan gaji antara 1.000-1.200 dollar AS atau setara dengan Rp 14,6 juta - Rp 17,5 juta (kurs Rp 14.600/dollar AS). Meski bergaji tinggi, korban tidak diberikan syarat skill yang dikuasai.

Setelah itu, para korban berangkat ke luar negeri tidak menggunakan visa yang semestinya. Biasanya para korban diberikan visa wisata atau visa kunjungan. Padahal, seharusnya visa kerja.

Baca juga: Kemenlu Pulangkan 14 WNI Korban TPPO dari Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com