Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Budiman Sudjatmiko-Effendi Simbolon Jadi "Bola Salju", Kader PDI-P Lain Bisa Ikut Dukung Prabowo

Kompas.com - 21/07/2023, 14:20 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai aksi dua politisi PDI-P, Budiman Sudjatmiko dan Effendi Simbolon berpotensi menciptakan bola salju di internal PDI-P, yakni kader lain akan ikut mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ujang mengatakan, DPP PDI-P harus bergerak untuk melakukan klarifikasi hingga memberikan sanksi lantaran dampaknya bisa serius.

"Jadi ini dampaknya serius, besar. Kalau tidak ditertibkan, kalau tidak diklarifikasi atau dipanggil PDI-P, atau disanksi, akan jadi bola salju rekan-rekan lain semakin berani mendukung Prabowo. Kita lihat nanti dinamika dan ending di PDI-P," ujar Ujang saat dihubungi, Jumat (21/7/2023).

Apalagi, Ujang mengungkapkan, dua tokoh PDI-P itu memiliki daya gedor dan pengaruh yang besar di internal PDI-P.

Baca juga: Ahmad Muzani Pastikan Budiman Sudjatmiko Tak Bergabung dengan Gerindra

Sebab, Effendi Simbolon merupakan tokoh senior di PDI-P. Sedangkan Budiman Sudjatmiko memiliki pengaruh besar.

"Artinya, ini kalau tidak ditertibkan oleh PDI-P, tidak diurus oleh PDI-P, ini bisa diikuti oleh kader-kader lain untuk bisa dukung Prabowo," kata Ujang.

Kemudian, Ujang menilai aksi yang Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko lakukan tidak ada hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia meyakini bahwa apa yang kedua tokoh PDI-P itu lakukan hanyalah bentuk manuver individu semata.

"Manuver pribadi dari sosok Budiman Sudjatmiko dan Effendi Simbolon, yang memang kelihatannya berani untuk mengungkapkan perasaannya untuk bisa mendukung Prabowo Subianto," ujar Ujang.

Baca juga: Budiman Sujatmiko Temui Prabowo Dianggap Manuver Partikel Bebas, di Luar Kontrol PDI-P

Ujang lantas curiga bahwa Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko sedang galau saat ini terkait pencapresan Ganjar Pranowo.

Oleh karenanya, mereka atas inisiatif pribadi bersimpati dan memilih mendukung Prabowo.

Ujang juga menyebut bahwa kejadian ini sebagai fenomena yang luar biasa baru di internal PDI-P. Sebab, para kader partai tersebut harusnya patuh dan tunduk atas keputusan partai, yakni mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.

"Memang sejatinya ketika kepemimpinan Megawati kuat, di PDI-P itu jarang yang berani untuk bisa punya pilihan yang berbeda dari Megawati. Karena Megawati dan PDI-P sudah menetapkan Ganjar, kan semestinya patuh dan tunduk atas keputusan-keputusan itu semua kader," katanya.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko dan Kisah di Balik Vonis 13 Tahun Penjara...

"Tapi yang dilakukan oleh Effendi Simbolon, termasuk oleh Budiman Sudjatmiko itu suatu keberanian yang luar biasa melawan fatsun politik, melawan keinginan politik dari partainya sendiri untuk dukung Ganjar," ujar Ujang melanjutkan.

Meski demikian, Ujang melihat ada juga kemungkinan bahwa aksi Effendi dan Budiman ini hanya bentuk PDI-P untuk melakukan "test the water".

"Bisa jadi memang ini adalah tugas dari PDI-P agar kedua tokoh itu masuk ke Prabowo agar bisa ketahui rahasia-rahasia, kekuatan, dan kelemahan Prabowo dan timnya. Bisa jadi begitu," katanya.

PDI-P akan panggil Budiman Sudjatmiko

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun mengatakan, pihaknya segera memanggil Budiman Sudjatmiko untuk diklarifikasi soal maksud pertemuannya dengan Prabowo Subianto.

Ia mengatakan, Budiman harus menjelaskan alasan kedatangannya di kediaman mantan Danjen Kopassus itu di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Selasa (18/7/2023).

“Ya bulan Agustus, awal Agustus (dipanggil),” ujar Komarudin dihubungi awak media, Rabu (19/7/2023).

Baca juga: Soal Batasan Kebebasan Bicara di PDI-P, Budiman Sudjatmiko: Saya Biasa Diskusi dengan Banyak Kalangan

Ia menganggap bahwa tindakan Budiman tak sejalan dengan sikap PDI-P yang sudah memiliki Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

Bagi Komarudin, langkah Budiman menemui Prabowo adalah tindakan melawan keputusan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Komarudin mengatakan, Budiman tidak bisa beralasan pertemuan itu dilakukan atas nama pribadi. Sebab, mantan aktivis reformasi itu masih berstatus sebagai kader aktif PDI-P.

“Jadi, ketika dia beranggotakan partai dan bicara masalah politik, kebijakan politik, terutama soal presiden, itu kan bicara soal urusan partai,” kata Komarudin.

PDI-P pastikan Effendi dukung Ganjar

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Effendi Simbolon tetap tegak lurus arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk mendukung dan memenangkan Ganjar Pranowo.

Baca juga: Sebut soal Effendi Simbolon Sudah Clear, Sekjen PDI-P: Sudah Lapor ke Ibu Ketum

Hal ini disampaikannya setelah ramai publik yang mempersepsikan Effendi mendukung bakal capres lain, yaitu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto setelah Menteri Pertahanan RI itu disebutnya cocok menakhodai Republik Indonesia.

"Dalam penjelasannya, sangat clear bahwa Pak Effendi sebagai kader partai taat sepenuhnya untuk mendukung keputusan dari Ketum PDI-P Ibu Megawati dan akan berjuang di dalam memenangkan Pak Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung oleh PDI-P bersama dengan partai-partai lain," kata Hasto usai melakukan klarifikasi terhadap Effendi di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2023).

Berdasarkan klarifikasi Effendi, Prabowo diundang ke acara Rakernas Punguan Simbolon Dohot Indonesia (PSBI) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (7/7/2023) dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan.

Menurut Hasto, Prabowo menjelaskan soal aspek-aspek bela negara sebagaimana tugasnya di Menhan.

Terkait tugas Prabowo sebagai pembantu presiden, menurut Hasto, Effendi Simbolon pun kritis dan obyektif.

Dalam acara itu, Hasto mengatakan, Effendi juga mengaku menyampaikan masukan dan kritik terhadap berbagai kebijakan Prabowo sebagai Menhan selama ini.

Baca juga: Effendi Simbolon Hanya Geleng-geleng Saat Ditanya Hasil Pemanggilan oleh DPP PDI-P

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com