Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSI Ungkap Jasa Konsultan Politik Bisa Sentuh Miliaran Rupiah

Kompas.com - 20/07/2023, 17:31 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, menyebut bahwa jasa konsultasi politik jelang pemilu sangat mahal.

"Jadi caleg yang di-quote konsultan-konsultan profesional itu miliaran," kata Grace dalam jumpa pers peluncuran platform konsultan politik berbasis kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) "Pemilu AI", Kamis (20/7/2023).

Situasi ini kerap dimanfaatkan beberapa orang untuk menawarkan jasa konsultasi politik harga miring.

Baca juga: Belum Deklarasi Dukung Capres, Giring PSI: Tegak Lurus Arahan Jokowi

Orang-orang itu biasanya pernah punya latar belakang akademisi ataupun kerap dikutip sejumlah media massa, kemudian mengeklaim dirinya dapat menjadi konsultan politik.

Menurut Grace, opsi ini bisa diambil namun hasilnya sulit diandalkan.

"Dia baru muncul jadi konsultan. Kita tidak tahu, kita bayar lebih murah, tapi dapatnya apa? Saya sih percaya kepada big data ketimbang konsultan abal-abal yang tidak punya track record," ujar dia.

Sementara itu, politikus Partai Nasdem, Muhammad Farhan, mengakui bahwa pada Pemilu 2019, para caleg sangat sulit untuk memetakan di mana kantong-kantong suara mereka.

"Kita habiskan uang banyak sekali untuk tim canvasing. Itu artinya saya punya 250 orang yang keliling, mengumpulkan minimal 25.000 orang untuk mengetahui di mana kira-kira potensi suara terbesar saya, itu pun kalau dia tidak bohong," ujar Farhan dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: PDI-P Tunggu Komunikasi Politik PSI Sebelum Ajak Kerja Sama Menangkan Ganjar

Ini menyebabkan ongkos politik membengkak karena ia masih perlu untuk menyewa jasa survei untuk kepentingan internal dan publikasi.

Ketua Umum Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepsi) Philips Vermonte mengakui bahwa penggunaan AI mungkin bisa membantu caleg mempunyai strategi pemenangan pemilu yang lebih efektif.

Sebab, AI bisa memetakan potensi kemenangan yang diukur dari himpunan data prefrensi pemilih, daftar masalah di suatu wilayah, dan peta potensi suara, tanpa harus terjun ke lapangan.

"Itu pasti menurunkan biaya kampanye. Kalau caleg pakai ini (AI), ia bisa mengontrol timsesnya, dia bergerak ke mana hari ini, apakah sudah menuju ke tempat-tempat yang ditarget, ada geo taggingnya, dan lain-lain, sehingga caleg ini memang betul-betul bisa mengontrol timnya," kata Philips.

"Saya sebagai peneliti, banyak sekali studi tentang politik uang atau inefisiensi dalam kampanye karena begitu banyak biaya yang harus dikeluarkan," ujar dia.


Ia memberi contoh, selama ini biaya untuk membayar tim kampanye kerap kali membengkak untuk hal-hal yang belum tentu efisien.

Misalnya, tim kampanye dibiayai untuk menjangkau sejumlah titik sasaran atau sekian warga, namun pada kenyataannya hal itu tidak dikerjakan atau dikerjakan tidak dengan optimal.

"Jadi, dari sisi narasi, mereka punya modalitas sendiri. Di sisi yang lain, timnya juga bisa diorganisasi secara lebih baik," kata Philips.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com