Cita-cita awal ini muncul karena permintaan dari ayahnya, seorang perwira menengah polisi di Sibolga (Sumatera Utara), Faoga’aro Laoly (almarhum).
Yasonna lahir di Sorkam, tidak jauh dari Sibolga, 27 Mei 1953. Setelah lulus dari SMA Sibolga tahun 1972, Yasonna melepaskan cita-cita untuk jadi pendeta, setelah ia masuk Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).
Selama kuliah, ia juga bekerja sebagai pengacara dan menjadi aktivis di organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GAMKI).
Lulus dari USU tahun 1978, ia melamar jadi dosen di almamaternya itu. Ditolak. Ia konsentrasi pada pekerjaan sebagai pengacara dan kemudian bersama rekan-rekannya mengusulkan kepada Universitas HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Nommensen (Sumatera Utara) untuk membuka Fakultas Hukum.
Usulan itu terkabul dan Yasonna jadi pembantu dekan Fakultas Hukum Nommensen.
Setelah mendapatkan gelar Doktor Ilmu Kriminologi North Carolina University (Amerika Serikat), Yasonna jadi dekan Fakultas Hukum Nommensen. Namun jabatan itu dia lepaskan setelah terpilih menjadi anggota DPR Provinsi Sumut tahun 1999.
Saat pergolakan dalam tubuh PDI tahun 1990-an, Yasona memilih di pihak atau kubu Megawati Soekarnoputri.
Dua periode dia jadi anggota DPR Provinsi Sumut. Tahun 2004, ia terpilih jadi anggota DPR di Senayan, Jakarta. Terpilih lagi tahun 2009, tapi tahun 2014, ia tidak terpilih atau gagal.
Namun kegagalan itu berubah menjadi sukacitanya karena impian dan doanya untuk menggapai cita-cita tinggi di langit, yaitu menjadi menteri kabinet Jokowi.
Dua gagal Yasona, yakni masuk USU dan masuk periode ketiga anggota DPR RI. Namun dua gagal ini mendapat ganjaran jadi menteri kabinet.
Ibu Yasona, Resinta Sihite pernah bermimpi, anak laki-lakinya itu mendaki sampai puncak gunung. Yasonna juga pernah bermimpi memegang bintang di langit.
“Setelah menjadi anggota DPR dan menteri, saya menafasirkan makna mimpi itu dengan jalan hidup saya sekarang ini,” kata Yasonna dalam buku biografinya (halaman 28).
Kini, PDI Perjuangan menugaskan Yasonna jadi menteri dan mengawal serta mensosialisasikan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila, 1 Juni.
Bagi saya mimpi, cita-cita, doa dan usaha, merupakan bagian penting dalam hidup.
Doa Anies Baswedan untuk negeri ini dan mimpi Yasonna semoga menjadi kenyataan. Negeri ini sejahtera, negeri kesatuan yang ditopang keadilan bukan hanya ditopang dengan pidato.
Kita berdoa bersama Anies, bermimpi seperti Yasonna serta bersama seluruh negeri ini. Ora et labora (berdoa dan bekerja) di saat politik jelang pemilihan umum ini semakin grusah-grusuh karena ada gerakan mencampuri urusan pihak lain atau politik cawe-cawe secara bernyali dan berani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.