JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem menegaskan, pihaknya tidak akan keluar dari koalisi pemerintahan pendukung Presiden Joko Widodo, sekalipun diminta keluar oleh Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto.
Menurut Sekjen Nasdem, Hermawi Taslim, partainya sudah lama bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Jokowi. Bahkan, ia menyebut Nasdem sebagai partai pengusung utama Jokowi sejak pemilu.
Hermawi menyampaikan itu saat ditanya pembawa acara "Satu Meja" sekaligus jurnalis senior Harian Kompas, Budiman Tanuredjo, mengenai dugaan pecah kongsi dengan Jokowi setelah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Baca juga: Nasdem Sebut Tak Punya Alasan untuk Buru-buru Umumkan Sosok Cawapres Anies
“Komitmen kita dengan pemerintahan Jokowi itu sampai akhir meskipun Mas Hasto sering bilang kita suruh keluar, kita tidak akan keluar,” tegas Hermawi dalam talk show "Satu Meja" di YouTube Kompas TV, Rabu (12/7/2023).
Pernyataan itu kemudian ditimpali Budiman.
“Kecuali kalau dikeluarkan?” ujar Budiman.
“Nah itu lain lagi, lain soal kan?” jawab Hermawi.
Hermawi memastikan bahwa Nasdem akan mengawal pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sampai selesai.
Baca juga: Pakai GBK untuk Apel Siaga Perubahan, Nasdem: Tak Ada Maksud Tandingi Partai Lain
Menurutnya, tidak ada pihak yang bisa membangun negara sebesar Indonesia sendirian.
Termasuk dalam hal ini PDI-P, yang menjadi satu-satunya partai politik yang berhasil melewati ambang batas pencalonan presiden. Sehingga, tanpa membangun koalisi pun, partai berlambang banteng itu bisa mencalonkan sendiri bakal capresnya.
“Jadi perbedaan-perbedaan pilihan itu biasa saja dan kita di lapangan juga biasa-biasa saja,” tuturnya.
Sebagai informasi, Partai Nasdem resmi mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024.
Beberapa waktu kemudian, PKS dan Demokrat turut memberikan dukungan mereka untuk Anies. Sokongan dua partai ini membuat Anies bisa mengantongi tiket presidential threshold.
Baca juga: Nasdem Yakin Demokrat Tak Akan Tinggalkan Koalisi Perubahan, Sebut Ada SBY dan AHY
Usai mendeklarasikan Anies, hubungan Nasdem dengan Jokowi disebut-sebut merenggang.
Adapun Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto dalam beberapa kesempatan mempersoalkan langkah Nasdem mencalonkan Anies Baswedan namun tidak dengan pernyataan yang lugas.
Secara tersirat Hasto menyampaikan “biru” terlepas dari pemerintahan Jokowi karena sudah menentukan capres sendiri.
Ia mengatakan hal tersebut dengan menunjukan sebuah lukisan yang menggambarkan pejuang merobek warna biru pada bendera Bendera pada 10 November 1945 di Surabaya.
"Para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang, karena punya calon presiden sendiri," ungkapnya dalam perayaan HUT TNI di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).
Baca juga: Nasdem Yakin Demokrat Tak Akan Tinggalkan Koalisi Perubahan, Sebut Ada SBY dan AHY
Pada bulan berikutnya, Hasto menyinggung pernyataan Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat yang meminta agar dua menteri dari Nasdem, yakni Syahrul Yasin Limpo dan Siti Nurbaya Bakar dievaluasi.
Hasto menyindir Mentan yang pernah menyatakan akan mengekspor beras ke China. Namun, kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Hasto mengatakan, PDI-P meminta agar semua menteri bekerja keras mengingat tahun 2024 masa kepemimpinan Jokowi akan habis.
Oleh karena itu, Hasto mengingatkan, jika ada menteri yang terkena reshuffle, maka jangan dikaitkan dengan urusan politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.