JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda tak mempersoalkan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Hanya saja, PKB mengingatkan bahwa hal tersebut di luar pembagian kekuasaan soal bakal calon wakil presiden (bacawapres).
PKB tetap ingin Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi bacawapres di KKIR.
"Kalau mau gabung, mangga, tapi semangatnya kami sudah Cak Imin, Pak Prabowo dan Cak Imin sudah duluan (membentuk KKIR). Artinya power sharing-nya ya di luar cawapres," kata Huda ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Baca juga: Sebut PDI-P Ajak Kerja Sama Politik untuk Pemilu 2024, PKB: Kita Sampaikan ke Gerindra
Menurut Huda, jika PAN dan Golkar membentuk poros sendiri pun tak masalah.
Sebab, kedua partai politik itu dinilai sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen.
"Jadi kalau mau jalan sendiri sebagai sesama partai ya oke, tapi kalau mau gabung ya dengan catatan tadi (Cak Imin cawapres)," kata dia.
Di sisi lain, Huda juga menyebut, jika PAN dan Golkar bergabung dengan KKR, ini ibarat reuni partai pendukung Prabowo sebagai capres.
Golkar dan PAN pernah bersama mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014.
Pada 2019, Golkar dan PAN berpisah dukungan. Golkar mengarahkan dukungannya pada Joko Widodo, sedangkan PAN bertahan mengusung Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.
"Golkar PAN gabung ke kami itu bagi Gerindra reuni itu, karena kan dua kali putaran (pilpres) bareng terus. Nah kira-kira begitu. Nah kalau PKB dan Gerindra, nggak reuni, baru ini," ucap dia.
Adapun Partai Golkar dan PAN disebut-sebut ingin bergabung ke KKIR yang kini beranggotakan PKB dan Partai Gerindra.
Namun, mereka ingin agar tokoh yang mereka ajukan dapat menjadi bacawapres Prabowo.
Baca juga: Soal Golkar Wacanakan Bentuk Poros Baru, PPP Sebut Sudah Bersama PDI-P Usung Ganjar
Ketua Badan Pemenangan Pilpres Partai Golkar Nusron Wahid menyatakan, Airlangga layak mendampingi Prabowo karena Golkar merupakan partai besar.
"Harapan kami, karena Golkar merupakan partai terbesar, maka menjadi wajar dan fair kalau wakilnya Airlangga Hartarto. Sehingga duet pasangan Prabowo-Airlangga menjadi ideal dan menjawab Indonesia masa depan,” kata Nusron, 31 Mei 2023.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto meminta Prabowo memilih Erick menjadi cawapresnya tahun depan.
Baca juga: PAN Sebut Pasangan Airlangga-Zulkifli Hasan Punya Chemistry untuk Pilpres 2024
Syarat itu merupakan langkah konkret jika Partai Gerindra ingin PAN kembali mendukung Prabowo dalam pilpres untuk ketiga kalinya.
“Kalau Gerindra mengajak ketiga kalinya PAN mendukung Pak Prabowo dan yakin menang, ya sudah ambil saja Pak Erick (sebagai bacawapres). Semakin cepat, ya semakin baik,” ujar Yandri kepada Kompas.com, Senin (3/7/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.