Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Strategi Pilih Pemimpin Berpengetahuan Moral Pancasila dan Etika Pemerintahan

Kompas.com - 10/07/2023, 11:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JADWAL dan tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah ditetapkan. Termasuk untuk pencalonan anggota DPD (6 Desember 2022 - 25 November 2023), pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota (24 April 2023 - 25 November 2023), serta Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden (19 Oktober 2023 - 25 November 2023).

Semua ini menandakan bahwa rakyat Indonesia punya kesibukan memilih pemimpin. Dalam dinamika politik, kesibukan ini menjadi momen krusial yang memengaruhi arah dan nasib Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bila kita (para pemilih) dalam kesibukan proses memilih pemimpin ini mudah terbuai dan salah kaprah dengan menelan bulat-bulat janji-janji politik: maka kita pun bisa terjebak dalam politik identitas, serta tersulut emosi yang mengaburkan penilaian objektif.

Sehingga pemimpin yang dipilih bukan berdasarkan kualitas kepemimpinan dan karakter etis. Karuan saja dari profil yang dipilih ini sangat mungkin abai terdeteksi dini kualifikasi moral dan etika pemerintahan.

Sehingga perjalanan menuju pemerintahan yang dapat dipercaya dan jujur –jalannya pun bisa sempoyongan, oleng, bahkan ugal-ugalan.

Di mana tujuan utama dalam menciptakan pemerintahan yang adil, transparan, dan beradab, hanya menjadi kisah fiksi dalam cerita kampanye politik saja. Pilar-pilar kualifikasi moral pun menjadi fondasi yang semakin keropos.

Kehilangan etika pemerintahan

Bukan sampai perkara itu saja, pemimpin yang dipilih bukan berdasarkan kualitas kepemimpinan dan karakter etis bisa membuat ketidakadilan mengintai sambil meringis, sehingga pada titik ini etika dikorbankan.

Apa yang dimaksud bahwa pemerintah adalah garda terdepan dari harapan rakyat, bukan lagi semacam bulan yang menerangi gelap. Sebab, kebohongan dan kepalsuan bersemayam, membuat korupsi demikian membahana.

Etika pemerintahan, yang semula adalah simbol- simbol kehormatan, pun teranulir menjadi kisah-kisah yang gelap dan penuh penggelapan.

Dari sini betapa ironis kejahatan bisa berdiri tanpa malu-malu tersenyum tipis, lantas mengguncang keadilan, dan mencabik- cabik nasib rakyat. Maka bangsa pun terperangkap dalam sejarah abadi yang kehilangan etika pemerintahan, kehilangan hati nurani.

Kehilangan etika pemerintahan berdampak negatif pada integritas, penyalahgunaan kekuasaan, akuntabilitas, dan kepercayaan publik secara keseluruhan.

Dengan demikian, hilang pula integritas di antara pemimpin dan pejabat pemerintahan. Hal ini karuan saja mengganggu konsistensi, mengganggu kejujuran, dan mengganggu komitmen terhadap nilai-nilai moral.

Kelanjutannya, penyalahgunaan kekuasaan di mana pemimpin yang tidak etis menggunakan kekuasaan mereka untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Padahal etika pemerintahan yang kuat membutuhkan akuntabilitas, namun kehilangan etika pemerintahan seringkali berarti hilangnya akuntabilitas dalam pengambilan keputusan dan tindakan pemerintah.

Apa yang bernama kualifikasi moral terdiri dari seperangkat aturan –dengan prinsip yang melandasi moralitas individu dan kolektif, bukan lagi faktor signifikan kebijakan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com