Kebocoran data pribadi sesungguhnya bukanlah masalah sepele. Ada banyak sekali ancaman yang bisa terjadi pada subjek data pribadi yang bocor, terlebih dalam konteks data pribadi di dalam paspor.
Dampaknya tidak hanya dalam skala nasional, namun juga internasional. Pergerakan atau mobilisasi pemilik paspor berpotensi mudah dilacak, baik dari segi waktu maupun tempat.
Hal ini berpotensi membahayakan bagi keamanan negara apabila yang terlacak adalah subjek data pribadi yang merupakan para pejabat negara ataupun orang-orang penting lainnya.
Selain itu, hal ini bisa berakibat pada menurunnya kepercayaan internasional terhadap Indonesia karena dinilai sebagai negara yang tidak memiliki kemananan siber yang mumpuni.
Sangat tidak elok apabila situs web pemerintahan maupun pelayanan publik dapat dengan mudah “dibobol” sehingga memberikan indikasi dan kesan bahwa sistem keamanan siber negara yang bersangkutan sangat lemah.
Alhasil dapat berdampak pada berbagai sektor, baik pariwisata, ekonomi, keamanan dan pertahanan negara, dll.
Padahal dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi sering menyebut bahwa "data is new oil". Pernyataan tersebut menunjukan bahwa di era digital, data merupakan sesuatu yang sangat berharga hingga bisa disamakan nilainya dengan minyak.
Dengan data, segala sesuatu bisa menjadi hal yang baik dan konstruktif. Sebaliknya, di tangan yang salah, data justru bisa disalahgunakan untuk hal yang membahayakan dan bersifat destruktif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.