Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hendro Muhaimin
Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM

Bertugas sebagai Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM dan Direktur Eksekutif Sinergi Bangsa

Setengah Hati Mendidik Pancasila

Kompas.com - 05/07/2023, 13:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PROSES pembelajaran Pancasila menjadi laku hidup sangatlah penting diwujudkan, guna menjembatani antara kebutuhan idealitas-ideologis dan realitas-kebijakan.

Pancasila dimulai dari sila yang anggapannya abstrak dan berakhir dengan keinginan yang konkret.

Masalahnya, apabila kita gagal mewujudkan yang konkret, banyak kepentingan yang akan menguatkan anggapan abstrak tersebut menjadi mekanisme pelemahan posisi Pancasila atau kita sebut di sini sebagai “salah didik”.

Terjadinya “salah didik” hari ini, bisa ditunjukkan melalui berbagai fenomena. Sebagai contoh, bagaimana bentuk arah komitmen dan konsistensi negara mengelola Pendidikan Pancasila bagi warga negara. Baik melalui pendidikan formal, nonformal, hingga informal sekalipun.

Dimulai sejak 1965 hingga 2022, Pendidikan Pancasila, ibarat air di daun talas, terombang-ambing tak menentu, seperti kehilangan arah dan tujuannya.

Celakanya, didukung oleh UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berlaku saat ini, Pendidikan Pancasila tidak tercantum sebagai muatan maupun mata pelajaran wajib pada kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Meski dengan kebijakan lain kembali diajarkan.

Saat ini upaya inovasi pembelajaran dalam penguatan karakter Pancasila telah banyak dikembangkan, namun perlu juga dihindari gemar melakukan inovasi baru, tapi tak bertenaga dalam implementasi dan praktik karakter Pancasila.

Kiranya perlu untuk menggerakkan berbagai elemen tripusat pendidikan guna menciptakan lingkungan yang mendukung upaya penguatan nilai-nilai Pancasila.

Kebutuhan kolaborasi dan sinergi di antara berbagai elemen pendidikan, baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat, perlu diperkuat.

Dilema akademis, ideologis, dan administratif

Selain persoalan kebijakan, pembelajaran Pancasila di pendidikan formal kadang terkendala faktor metodologis, ideologis, bahkan administratif.

Pada satu sisi disampaikan terlampau akademis, diajarkan hanya sebagai fakta pengetahuan, dan pada sisi lain terlewat ideologis dengan menekankan doktrin atas nilai-nilai.

Belum lagi di bawah pengaruh belenggu administratif yang semakin mengaburkan keseluruhan metodologinya.

Jika bertahan seperti ini, pembelajaran Pancasila berpotensi mengalami disorientasi karena ada reduksi dan kesenjangan substansinya. Kehilangan generasi akibat “salah didik” ini harus segera dihentikan.

Kenyataan ini turut didukung oleh beberapa fakta yang terjadi. Sebagai contoh, munculnya survei yang juga dirilis tahun 2023, oleh Setara Institute dan Forum on Indonesian Development (INFID).

Hasil survei, sebanyak 83,3 persen siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) menganggap Pancasila bukan ideologi permanen dan bisa diganti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com